Bagaikan Orang Masukkan Bara Api di Mulutnya
Kebanyakan orang akan gelisah dan gundah ketika orang yang selama ini baik dengannya, tiba-tiba memtuskan tali persaudaraan gegara kesalahpahaman atau persoalan sepele dan lain sebagainya.
Orang yang baik dari kalian ketika menghadapi persoalan seperti ini adalah orang yang suka (memulai) menyambung kembali tali persaudaraan yang telah diputuskan.
Lalu pertanyaannya, bagaimana kalau orang yang diajak berbaik-baik menyambung tali persaudaraan tidak mau? Maka tiada dosa bagi orang yang berniat untuk menyambung tali persaudaraan, sedangkan bagi yang ogah untuk diajak menyambung tali persaudaraan adalah bagaikan orang diloloh (dimasuki) bara api di mulutnya.
Ketika Rasulullah SAW ditanya “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku memiliki kerabat, aku berusaha menyambung silaturahim dengan mereka, namun mereka memutusnya. Aku berbuat baik kepada mereka, namun mereka tidak berbuat baik kepadaku, aku bersabar dengan gangguan mereka, namun mereka menyakitiku.”
Lalu Rasulullah menjawab:
لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ، فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ
Artinya: Jika benar apa yang engkau katakan, maka seakan-akan engkau masukkan bara api ke mulut mereka. Dan pertolongan Allah akan terus-menerus bersamamu untuk mengalahkan mereka, selama engkau bersikap seperti itu. (HR Muslim)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng tahun 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng