Batang, NU Online Jateng
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Batang menggelar Latihan Kader Utama (Lakut) di Pesantren Jurang Jeru, Kandeman, Kabupaten Batang pada Jumat-Ahad (5-7/1/2024)
Penulis sekaligus Fasilitator Gender Equality and Social Inclusion (GECI) Kalis Mardiasih mengatakan, ilmu pengetahuan tentang kesetaraan gender penting untuk mewujudkan keadilan bagi perempuan dan forum Lakut sangat strategis..
"Karena saat ini masih banyak penerapan sistem dalam struktur sosial yang menempatkan laki-laki lebih tinggi sehingga rentan terjadinya penguasaan, pengontrolan dan penindasan terhadap perempuan," tegasnya di hadapan peserta lakut.
Menurutnya, Islam tidak mengkotak-kotakkan dan memarjinalisasi perempuan maupun laki-laki ke hadapan Allah Subhanallahu wa Taala, yang membedakan hanyalah ketakwaannya.
"Apabila menilik pengalaman perempuan, banyak sekali yang bisa diungkapkan salah satunya masih banyak pembatasan pendidikan bagi anak perempuan," ujarnya.
Kalis menyoroti pengalaman perempuan salah satu peserta Lakut IPNU-IPPNU Batang, Hanik. Bahwa sampai saat ini, di Kabupaten Batang masih banyak ditemukan pemaksaan perkawinan dini, sementara anak perempuan tersebut menginginkan melanjutkan pendidikan sampai jenjang perkuliahan untuk mewujudkan cita-citanya.
"Hanik mengingatkan pengalaman saya sewaktu kecil. Saya yakin dia pasti bisa melewati jalan tersebut dengan melihat semangatnya menempuh pendidikan tinggi," terangnya.
Ketua PC IPPNU Kabupaten Batang, Lies Naeni kepada NU Online Jateng, Selasa (9/1/2024) menjelaskan, 43 peserta Lakut IPNU-IPPNU merupakan kader unggulan yang dipersiapkan untuk garda terdepan dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan IPNU-IPPNU di Batang.
"Dalam melaksanakan program, organisasi IPNU-IPPNU tidak memarjinalisasi perempuan atau laki-laki, semuanya memiliki hak dan peran yang sama.
Lies menambahkan, adanya ketimpangan-ketimpangan dalam relasi laki-laki dan perempuan maka yang perlu dilakukan, yakni memperjuangkan keadilan. "Seluruh ruang diskusi diikuti oleh kader IPPNU-IPNU sehingga dapat saling bertukar adu gagasan dalam ruang yang sama," pungkasnya.
Kontributor: Septy Aisah
