Regional

Hari Anak Nasional 2025: LPBI PCNU Kudus Gencarkan Inisiatif Sekolah Aman Bencana Demi Indonesia Emas 2045

Rabu, 23 Juli 2025 | 14:00 WIB

Hari Anak Nasional 2025: LPBI PCNU Kudus Gencarkan Inisiatif Sekolah Aman Bencana Demi Indonesia Emas 2045

Simulasi pelatihan SPAB oleh LPBI PCNU Kudus.

Kudus, NU Online Jateng 

Memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kudus menegaskan komitmennya membangun kesadaran dan kesiapsiagaan bencana sejak usia dini. Komitmen ini sejalan dengan tema nasional HAN 2025, yakni "Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045".

 

Melalui penguatan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), LPBI NU Kudus aktif mengajak seluruh elemen pendidikan dan keluarga untuk menjadi bagian dari sistem perlindungan anak berbasis kebencanaan.

 

“Anak-anak adalah tunas yang akan mewarisi bumi. Sudah seharusnya mereka dibekali dengan ilmu dan keterampilan menghadapi bencana sejak dini,” tegas Ketua LPBI NU Kudus, M Sukron, pada Selasa (23/7/2025).

 

Ia menegaskan bahwa rumah harus menjadi sekolah pertama kesiapsiagaan dan keluarga menjadi benteng pertahanan utama. 

 

“Dari situ akan lahir anak-anak hebat yang siap membangun Indonesia kuat,” imbuhnya.

 

Pentingnya SPAB dan Sekolah Tanggap Bencana

Dalam momentum HAN 2025, LPBI NU Kudus menyoroti pentingnya menciptakan satuan pendidikan yang aman, nyaman, dan tanggap terhadap potensi bencana. Hal ini tidak hanya sebagai bentuk perlindungan anak, melainkan juga strategi jangka panjang menyongsong visi Indonesia Emas 2045.

 

“Hari Anak Nasional jangan hanya dijadikan seremoni. Ini momen penting untuk mengevaluasi kesiapan sekolah dalam melindungi anak-anak,” tegas Sukron.

 

Sebagai tindak lanjut nyata, LPBI NU Kudus telah melaksanakan kegiatan Training of Trainer (ToT) SPAB pada 10–11 Juli 2025 di SMK Assa’idiyyah 2 Kudus. Peserta terdiri dari unsur Banom NU, tenaga pendidik, dan relawan kebencanaan.

 

“Program SPAB tak cukup dipahami di tataran konsep. Harus diterapkan secara sistematis dan menyeluruh, melibatkan semua elemen pendidikan,” jelas Sukron.

 

Program SPAB juga diisi dengan edukasi mitigasi bencana, simulasi evakuasi, permainan edukatif, dan pembelajaran interaktif yang disesuaikan dengan usia anak. Tujuannya, membentuk karakter anak yang cerdas, tangkas, dan berani dalam menghadapi situasi darurat.

 

“Kami mengusung semangat ‘Keluarga Tangguh, Anak Tangkas!’ sebagai pijakan gerakan edukatif ini. Ini tentang membentuk generasi yang siap secara pengetahuan dan mental,” tutur Sukron.

 

LPBI NU Kudus turut mengajak seluruh pihak, termasuk Dinas Pendidikan, BPBD, serta lembaga pendidikan formal dan nonformal, untuk menjalin sinergi dalam mewujudkan sekolah aman bencana.

 

"SPAB bukan sekadar program, tapi kebutuhan nyata. Anak-anak harus tumbuh dan belajar di lingkungan yang aman. Ini tanggung jawab kolektif kita semua,” pungkas Sukron.