• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 29 Maret 2024

Regional

Kader NU Semarang Urus Orang Sakit yang Tanpa Kerabat

Kader NU Semarang Urus Orang Sakit yang Tanpa Kerabat
Warga NU sedang membantu masyarakat. (Foto: NU Online Jateng: Rifqi)
Warga NU sedang membantu masyarakat. (Foto: NU Online Jateng: Rifqi)

Semarang, NU Online Jateng

Merawat orang tua yang sakit, mungkin bisa dilakukan oleh setiap orang, namun merawat orang lain yang sakit dan tak memiliki kerabat belum tentu bisa dilakukan setiap orang. 

 

Hal inilah yang dilakukan oleh mantan Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang, Muhammad Busro bersama aktivis Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Tembalang, Tathiroh.

 

Mereka merawat perempuan berinisial KSW yang tinggal tak jauh dari kawasan Pecinan Semarang.  Ia mengaku tak berkeluarga di usianya yang menginjak kepala enam. "Ibu itu usianya 60 tahun. Dia tinggal di Kelurahan Gabahan, Kecamatan Semarang Tengah," kata Busro disela kegiatannya di Balaikota Semarang, Senin (15/3).

 

Busro dan Tathiroh melakukan tugas tersebut dalam kapasitasnya sebagai anggota Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang. "Bagi kami, tugas ini adalah tugas kemanusiaan, urusan tolong-menolong ini adalah panggilan jiwa, harus dilakukan dengan baik dan ikhlas," ucapnya.

 

Awal mula Busro menjangkau, KSW dalam kondisi tak bisa bicara dan tingkat kesadaran yang semakin menurun. "Saat itu kondisinya lemah, bahkan ibu kosnya sempat khawatir jika sampai meninggal dunia, siapa yang bakal merawat dan mengurus pemakamannya," ungkapnya.

 

Namun dengan tenang ia meyakinkan pemilik kos untuk tetap tenang, dan bergegas membawa KSW yang memiliki riwayat sakit jantung dan paru ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wongsonegoro. Setelah menjalani perawatan selama 10 hari di Ruang Sadewa 2, KSW dinyatakan sembuh oleh dokter. 

 

"Pihak rumah sakit menelpon kami untuk mengurus bapak tersebut karena tidak punya tempat tinggal dan sanak famili," ungkapnya.

 

Kepada TPD, orang tersebut meminta diantar ke alamat kosnya yaitu di daerah Ngesrep, Kecamatan Banyumanik. Selain itu, dirinya juga merasa nyaman tinggal di kos, dan menyatakan diri masih sanggup untuk membayar kos.

 

"Karena ibu itu sudah bilang begitu ya kami mengurus administrasi kepulangan dan mengantarkan ke kosnya pada saat itu juga," bebernya.

 

Ditanya terkait dengan tempat tinggal yang tertera dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik KSW, Busro menuturkan, perempuan 60 tahun tersebut telah berjuang keras melawan penyakitnya sampai tak lagi memiliki rumah. 

 

"Saat itu sekitar tahun 1999, belum ada asuransi kesehatan yang murah maupun fasilitas dari pemerintah, jadi dia jual untuk berobat," urainya.

 

Tathiroh menambahkan, pihaknya telah bertemu dengan pemilik kos, dan KSW diterima dengan baik. "Setelah tim berkoordinasi dengan ibu kos kaitan untuk mengingatkan minum obat dan jadwal kontrol kami pamitan, mohon izin pulang," ungkapnya.

 

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial (Rehabsos) Dinas Sosial Kota Semarang, Tri Waluyo menuturkan, pihaknya merasa bersyukur memiliki relawan yang cekatan dan kompak. "Kami merasa sangat terbantu dengan TPD. Ini sudah menjadi Tim Reaksi Cepat (TRC) bagi Dinas Sosial Kota Semarang," ujarnya.

 

Selain itu, ia mengakui aktivitas yang dilakukan TPD luar biasa. Setiap laporan selalu ditindak lanjuti dengan penuh pengabdian kepada negara tanpa kenal waktu. 

 

"Kami hanya bisa berterima kasih karena tidak bisa memberikan apresiasi yang sepadan. Mudah-mudahan apa yang dilakukan para relawan menjadi amal kebaikan untuk akhirat. Kersane Gusti Allah sing paring ganjaran," tuturnya.

 

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Editor: Ahmad Mundzir


Regional Terbaru