• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Urgensi Ngaji Tafsir Jalalain bagi Kaum Milenial (1)

Urgensi Ngaji Tafsir Jalalain bagi Kaum Milenial (1)
Foto: lustrasi (nu online)
Foto: lustrasi (nu online)

"Jadilah kamu orang alim (pengajar) atau pencari Ilmu (pelajar), mahasiswa dalam hal ini sebagai pencari ilmu yang menuntut ilmu dalam kesadaran mempunyai nilai lebih dalam bersungguh sungguh tanpa harus dipaksa atau dituntut dengan dikejar-kejar untuk mememenuhi SKS atau ujian semester. Kesungguhan ini merupakan kesadaran mutlak yang dijanjikan oleh Allah Swt, "orang orang yang bersungguh-sungguh di jalan Allah, maka aku (Allah) akan menunjukan jalanku", Semoga kajian ini akan memberi jalan pikiran kita di buka hati kita akan dilapangkan untuk menuju jalannya.

 
Sebuah harga mati ketika Allah menghendaki pada seorang yang dikehendaki menjadi baik, maka akan dipahamkan dengan agama. Jadi kajian-kajian tentang Ilmu yang mendorong seseorang mendekatkan diri pada Allah, termasuk kajian ilmu tafsir atau interpretasikan ayat-ayat Allah dalam Al-Qur'an adalah jalan untuk menjadi orang baik. Sebaliknya kemalasan dan enggannya seseorang memahami agama adalah 'ghayatul qashry' (kedunguan banget). 


Al-Qur'an itu ayat-ayat Allah (firman Allah) yang diturunkan untuk menjadi petunjuk dan menjelaskan tentang petunjuk kebenaran dan pencegahan atau larangan (haram) dengan durasi yang panjang tiap diturunkan oleh Allah lewat malaikat Jibril mempunya kandungan makna sesuai kejadian-kejadian yang ada selama 23 tahun, bukan diturunkan oleh Allah dengan berurutan. 


ولاىاءتوبمثل الاجىناك بالحق واحس تفسيرا (٣٣:الفرقان) 
 

Dengan akumulasi 83 surat Al-Qur'an diturunkan di Makkah sebelum hijrahnya Rasulullah, dan 31 surat di Madinah (menurut pendapat yang kuat). Yang pertama diturunkan di Makkah yang disebut dengan Makiyyah adalah surat Al-Alaq dan yang terakhir ada yang berpendapat surat Al-Mu'minun ada juga yang berpendapat surat Al-Ankabut juga Al-Muthafifin. Sedangkan surat Al-Qur'an yang pertama diturunkan di Madinah yang disebut Madaniyyah  adalah surat Al-Baqarah dan yang terakhir surat Al-Maidah.


Para Penulis Tafsir Jalalain


Tafsir Jalalain ada 2 jilid yang ditulis oleh dua ulama, Surat Al-Baqarah sampai surat al-Isra ditulis oleh Jalaluddin As-Suyuthi. Surat Al-Kahfi sampai surat An-Naas ditulis oleh Jalaluddin Al-Mahally, demikian juga surah Al-Fatihah. Dinamakan Kitab Tafsir Jalalain karena ditulis oleh dua orang yang nama depannya sama-sama 'Jalaluddin'.


Faktor yang mendorong Penulisan Tafsir Jalalain


Jalaluddin Al-Mahally, beliau termotivasi menulis kitab tafsir ini karena melihat adanya kemerosotan penggunaan bahasa Arab secara kaidah, akibat pembauran atau interaksi dengan bangsa-bangsa lain yang tidak berbahasa Arab seperti bangsa Turki, Persia, India dan bangsa-bangsa lain yang sudah memeluk Agama Islam. 


Sejak saat itu orang Arab tidak memiliki dzauq yang asli, mereka yang masih berbahasa arab dengan benar dan fasih terbilang minoritas, karena mayoritas bahasanya sudah tidak sesuai kaidah yang benar. Padahal Al-Qur'an ditulis dalam bahasa Arab. Beliau mulai menulis tafsir dari surat Al-Kahfi hingga surat An-Naas. Kemudian Beliau menafsirkan surat Al-Fatihah, namun Jalaluddin Al-Mahally dipanggil ke rahmatullah ketika masih menulis kitab tafsirnya yang baru mencapai separuh dari Al-Qur'an. 


Adapun Jalaluddin As-Suyuthi banyak kalangan yang mendesaknya untuk melanjutkan menulis tafsir Imam Jalaluddin Al-Mahally. Pada tahun 870 Hijriah Jalaluddin As-Suyuthi menuliskan lanjutan tafsir pendahulunya yang konsepnya dapat diselesaikannya dalam waktu 40 hari, yaitu dari awal bulan Ramadhan sampai tanggal 10 bulan Syawal dan selesai sepenuhnya pada tahun 871 H. (bersambung)


KHA Munib Abd Muchith, Katib PWNU Jawa Tengah alumni Lirboyo 92 dan Pesantren Al-Itqon Bugen, Kota Semarang
 


Opini Terbaru