• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 18 April 2024

Opini

Nikah Muda, Sudah Siapkah?

Nikah Muda, Sudah Siapkah?
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Apa sih yang ada di pikiran kalian jika mendengar kata nikah muda?, seolah-olah kata tersebut mudah sekali diucapkan dan jika dikaji lebih mendalam maka kita akan menemukan banyak hal yang akan diulas oleh penulis sebagai berikut.


Dalam Islam, pernikahan adalah suatu kewajiban yang dilakukan untuk menyatukan dua insan antara laki-laki dan perempuan dengan perjanjian melalui ijab dan qabul sebagai syarat sahnya pernikahan. Selain itu juga terdapat saksi nikah, wali nikah, maskawin, dan penghulu sebagai rukun dari pernikahan tersebut.


Pernikahan ini sebenarnya tidak hanya berbicara mengenai hubungan antara laki-laki dan perempuan yang diakui secara sah melalui agama dan hukum negara serta memenuhi kebutuhan biologis mereka saja, namun kondisi fisik dan psikis pada manusia juga berkaitan erat dengan hal itu. Tujuan utama dari pernikahan ini adalah untuk membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Akan tetapi, beberapa tahun belakangan ini maraknya fenomena mengenai pernikahan muda pada banyak daerah di Indonesia yang tentunya apabila kita kaji lebih mendalam bahwa banyak alasan-alasan atau faktor-faktor yang menyebabkan mereka ngebet banget untuk nikah muda. 


Di bawah ini penulis akan menjelaskan faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk nikah muda, sebagai berikut:


Yang pertama adalah ikut-ikutan, hal ini dikarenakan banyaknya rekan, saudara, serta kerabatnya yang telah melepas masa lajangnya dan individu tersebut tertarik untuk mengikuti jejak dari kawan-kawan mereka yakni menikah.
 

Yang kedua yaitu lagi ngetrend, ketika media meliput dari banyaknya para publik figur atau artis-artis muda yang sedang naik daun dan melakukan sebuah pernikahan, maka beberapa individu tersebut tertarik untuk bagaimana caranya bisa seperti mereka dengan melihat apa sih yang lagi trending topic pada akhir-akhir ini. 


Yang ketiga adalah mengikuti kajian nikah muda, ini biasanya untuk membekali bagi yang benar-benar ingin menikah. Sebuah kajian itu baik, tapi bukan berarti langsung pengen cepat menikah, tapi untuk membekali diri, jika suatu saat harus menikah, tahu apa yang akan harus di lakukan untuk ke depannya.
 

Dan yang terakhir yaitu keinginan untuk menjauh dari perbuatan zina, karena mereka yang tidak ingin berbuat zina kepada lawan jenis, maka nikah sebagai jalan yang ditempuh untuk menjauhi perbuatan zina. Dan individu tersebut merasa kalau dirinya sudah bebas ketika telah menikah, walaupun mungkin belum tau bagaimana kehidupan ke depannya akan seperti apa, terus kemungkinan banyak rintangan yang akan di hadapi juga.


Selain dari 4 faktor yang sudah dijelaskan tersebut, tentunya diperlukan beberapa persiapan-persiapan untuk melangkah ke jenjang pernikahan, antara lain seperti siap secara mental, siap aspek spiritual, siap dari aspek finansial atau keuangan, siap ilmunya, siap untuk mencari jalan keluar dari setiap masalah yang akan terjadi.


Siap dari segi mental; pernikahan itu menerima karakter satu sama lain, kekurangan satu sama lain, keegoisan jangan ditinggikan, siap menerima segala kondisi tekanan. Dan tentunya ini sebuah ibadah terpanjang, maka pernikahan mengajarkan untuk dewasa dalam berfikir jiwa. Permasalahan tidak serta merta memikirkan satu bidang, tapi bercabang, dan harus dijalankan oleh dua insan yg berbeda karakter kemudian disatukan dengan satu tujuan, jadi jangan ada penyesalan jika menikah dengannya.


Siap aspek spiritual; hidup juga harus seimbang antara kebutuhan duniawi dan akhirat, Jangan lupakan Tuhan dalam segala kondisi, libatkan Tuhan dalam melakukan suatu aktivitas. Bahwa beribadah juga penting sebagai tabungan amal untuk kehidupan kedua yakni di akhirat kelak.


Siap finansial; ini juga sangat diperlukan, rumah tangga tidak serta merta hanya butuh cinta, melainkan butuh material/finansial untuk hidup berkelanjutan. Hal ini supaya kebutuhan sehari-hari keluarganya bisa tercukupi, seperti butuh makan, pakaian, dan penunjang kehidupan lainnya.


Siap ilmunya; berumah tangga harus punya visi misi satu sama lain, mau dibawa kemana sebuah pernikahan, tentunya butuh bekal ilmu yg baik dan benar, tanpa ilmu hidup tidak akan terarah, tidak bisa berkembang baik softskill maupun hardskill. Ingat! Cari istri memiliki akhlakul karimah, kalau bisa yang pintar. Karna gen seorang ibu itu sangatlah kuat, tetapi harus sama-sama banyak bekal ilmu. Saat ada sebuah permasalahan harus siap dalam memecahkan masalah, bukan lari dari permasalahan tersebut, lari bukan berarti masalah itu langsung selesai, bisa jadi memperpanjang permasalahan, belajar menjadi dewasa satu sama lain.


Dari kedua hal tersebut, yakni faktor dan persiapan mengenai nikah muda apabila dikaji dalam teori psikologi sosial dari Gordon W Allport, bahwa kehadiran orang lain yang sudah menikah itu bisa menyebabkan pikiran, perasaan dan tingkah laku seseorang dapat terpengaruh atau munculnya stimulus untuk mengikuti orang tersebut yakni melakukan pernikahan.


Selain itu juga, Gordon memiliki teori yang menjadi ciri khasnya yaitu ia mengatakan bahwa setiap individu bertingkah laku dalam cirinya sendiri, memiliki kepribadiannya sendiri-sendiri dan setiap orang juga tidak akan memiliki tingkah laku yang sama. Maka dari itu pernikahan dua insan manusia menjadikan keduanya saling melengkapi, saling mengisi kekosongan antara satu dengan yang lain.


Tanpa tahu esensi yang sebenernya, tanpa bekal yang kuat bisa mengakibatkan dampak yang kurang baik, mulai dari segi ekonomi, segi mental, segi pengetahuan berumah tangga, sehingga pondasinya ataupun bekalnya harus benar-benar dipersiapkan dengan matang.


Oleh karena itu bagi kalian yang ingin nikah muda, alangkah baiknya semua benar-benar dipersiapkan dahulu. Soalnya kalau semua sudah siap pasti hubungan antar keluarga akan harmonis serta terhindar dari sebuah perselisihan di rumah tangganya. “Jadi bagaimana?, sudah siapkah kalian yang pengen nikah muda?.”


Hafiidz Adhi Tama, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tinggal di Wonogiri, Jawa Tengah


Opini Terbaru