• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 19 April 2024

Obituari

Ribuan Umat Islam Antarkan Mbah Dimyati Rois Ke Peristirahatan Terakhir

Ribuan Umat Islam Antarkan Mbah Dimyati Rois Ke Peristirahatan Terakhir
Ribuan umat Islam padati kompelk Pesantren Al-Fadlu Wal-Fadlilah Kaliwungu Kendal (Foto: NU Onlline Jateng/Dok)
Ribuan umat Islam padati kompelk Pesantren Al-Fadlu Wal-Fadlilah Kaliwungu Kendal (Foto: NU Onlline Jateng/Dok)

Kendal, NU Online Jateng
Ribuan umat Islam mendatangi Pesantren Al-Fadlu Wal-Fadlilah Kaliwungu Kendal begitu mendengar kabar berpulangnya Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Dimyati Rois yang wafat Jumat (10/6) jam 01.15 di Rumah Sakil (RS) Tlogorejo, Semarang.


Sejak pagi kawasan pesantren yang tidak terlalu luas dipadati ribuan pentakziyah dari berbagai penjuru untuk memberikan penghormatan terakhir tokoh yang dikenal sederhana dan berwibawa yang dimakamkan usai shalat Jumat di Pesantren Al-Fadlu Wal-Fadlilah-2 Desa Sidorejo Brangsong, Kendal, setelah dishalatkan di Masjid Al-Muttaqin Kaliwungu.


Ketua Umum Jamiyah Mubaligh (Jammu) Indonesia KH Abdurrahim mengaku terkejut mendengar kabar atas wafatnya Kiai Dimyati. Baginya, selain pengasuh pesantren, Abah Dim (panggilan akrabnya) juga seorang guru sekaligus orang tua bagi Jammu.


"Inna lillahi wainna ilaihi rajiun, kami sangat kehilangan atas kepergian guru kami Abah Dimyati. Semoga segala amal kebaikannya diterima di sisi Allah dan segala salah dan khilafnya diampuni oleh-Nya," ucapnya.


Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kota Pekalongan KH Syauqon Faza kepada NU Online Jateng mengaku kaget atas kepergian Mbah Yai Dimyati.


"Begitu mendengar kabar wafatnya Mbah Dim, kami bersama teman-teman di Pekalongan langsung merapat ke Kaliwungu Knedal untuk memberikan penghormatan terakhir," ujarnya di sela-sela takziyah.


Menurutnya, banyak hal yang bisa diteladani dari perjalanan hidup almarhum, terutama semangat dalam berkhidmah di NU melalui dunia pendidikan pondok pesantren dan politik. Sejak usia muda hingga memasuki usia senja almarhum tidak kendur semangat perjuangannya.


"Sebelum terpilih menjadi salah satu Mustasyar PBNU, bersama beberapa kiai sepuh NU mengemban amanat sebagai ahlul halli wal aqdi (AHWA) untuk memilih rais aam di arena Muktamar ke-34 NU di Lampung," terangnya.


Ketua Umum Jammu Indonesia KH Abdurrahim (dua dari kanan) (Foto: Dok)


Sebelum itu, almarhum juga mengemban sejumlah amanah di dari NU di antaranya sebagai Wakil Rais PWNU Jateng pada Konferwil NU di Solo 1990, Mustasyar PWNU dan PBNU beberapa periode.


"Di ranah politik, almarhum dikenal sebagai penggerak politik para politisi NU melalui jalur PPP dan berlanjut ke PKB bersama-sama almarhum KH Cholil Bisri Rembang dan KH Abdurrahman Chudlory Tegalrejo Magelang. Meski aktif berpolitik namun mereka tetap konsisten membesarkan pesantren.


Penulis: M Ngisom Al-Barony


Obituari Terbaru