Innalillahi, Mustasyar PBNU KH Dimyati Rois Kaliwungu Kendal Berpulang
Jumat, 10 Juni 2022 | 07:00 WIB
Samsul Huda
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Innalillahi wainna ilaihi rajiun, Jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) kembali kehilangan ulama kharismatik, KH Dimyati Rois (77 tahun), Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027 meninggal dunia, Jumat (10/6) dinihari sekitar pukul 01.15.
Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Semarang Muhammad Mahsun mengabarkan, almarhum Kiai Dimyati Rais Pengasuh Pesantren Al-Fadlu Wal-Fadlilah Kaliwungu Kendal yang juga Mustasyar PBNU dan Ketua Dewan Syuro DPP PKB meninggal dunia di Rumah Sakit Tlogorejo Semarang.
"Beliau meninggal saat menjalani perawatan kesehatan di RS Tlogorejo Semarang. Tim dokter sudah berupaya keras untuk memulihkan kesehatan Mbah Dim, namun Allah berkehendak memanggil untuk menghadap-Nya, innalillahi wainna ilaihi rojiun," kata Mahsun di Semarang, Jumat (10/6)
Menurutnya, banyak hal yang bisa diteladani dari perjalanan hidup almarhum, terutama semangat dalam berkhidmah di NU melalui dunia pendidikan pondok pesantren dan politik. Sejak usia muda hingga memasuki usia senja almarhum tidak kendur semangat perjuangannya.
"Sebelum terpilih menjadi salah satu Mustasyar PBNU, bersama beberapa kiai sepuh NU mengemban amanat sebagai ahlul halli wal aqdi (AHWA) untuk memilih rais aam di arena muktamar ke-34 NU di Lampung," terangnya.
Sebelum itu, almarhum juga mengemban sejumlah amanah di dari NU di antaranya sebagai Wakil Rais PWNU Jateng pada Konferwil NU di Solo 1990, Mustasyar PWNU dan PBNU beberapa periode.
"Di ranah politik, almarhum dikenal sebagai penggerak politik para politisi NU melalui jalur PPP dan berlanjut ke PKB bersama-sama almarhum KH Cholil Bisri Rembang dan KH Abdurrahman Chudlory Tegalrejo Magelang. Meski aktif berpolitik namun mereka tetap konsisten membesarkan pesantren.
Katib PWNU Jateng KH Munif Abdul Muchit mengatakan, Nahdliyin sangat kehilangan atas meninggalnya Mbah Kiai Dim Kaliwungu, perjalanan hidup dan riwayat perjuangannya dalam membina santri layak untuk diteladani generasi muda NU
"Warga NU kami harapkan untuk takziyah dan berdoa semoga kesalahan almarhum diampuni Allah SWT, keluarga dan santri yang ditinggalkan tetap istiqamah berjuang di NU. Nahdliyyin yang tidak sempat takziyah diharapkan menggelar shalat ghaib," pungkasnya.
Penulis: Samsul Huda
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyambut Tahun Baru 1447 Hijriah
2
Mengenal Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo, Tempat Berlangsungnya Pelantikan JATMAN 2025–2030
3
Awal Muharram 1447 H Jatuh pada Jumat Kliwon, 27 Juni 2025, Baca Doa Pergantian Tahun Ini
4
Doa dan Hikmah Minum Susu Putih di Malam 1 Muharram
5
Khutbah Jumat: Bahaya Narkoba dan Tanggung Jawab Umat Islam Menjaga Generasi
6
Fatayat NU Banyumanik Gelar Khitanan Massal Gratis untuk Wujudkan Generasi Sehat dan Berakhlak
Terkini
Lihat Semua