• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Nasional

Puluhan Mantan Napi Teroris Ikuti Kajian Pagi Bareng Gus Baha di Rembang

Puluhan Mantan Napi Teroris Ikuti Kajian Pagi Bareng Gus Baha di Rembang
Alumni narapidana teroris ngaji bersama Gus Baha di Rembang (Foto: NU Online Jateng/Lilik)
Alumni narapidana teroris ngaji bersama Gus Baha di Rembang (Foto: NU Online Jateng/Lilik)

Rembang, NU Online Jateng
Untuk menjaga keberagaman dan kemajemukan NKRI, sebanyak 90 eks napi terorisme yang tergabung dalam Persatuan Alumni Napiter NKRI Seluruh Indonesia (PANNSI) mengikuti silaturahim kebangsaan dan ngaji bareng bersama KH Ahmad Bahauddin Nursalim di Pesantren Tahfidzul Al-Qur’an Desa Narukan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang, pada Rabu (16/3) pagi.


Kegiatan yang bertajuk ‘Hijrah untuk Negeri’ ini diselenggarakan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri dengan menggunakan rombongan dua bus yang berasal dari Jawa Timur, Poso Sulawesi Tengah, Medan Sumatera Utara, dan Aceh.


Kepala Densus (Kadensus) 88 Anterior Polri, Irjen Pol Marthinus Hukom mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk bersilaturahim ke para kiai yang mempunyai pandangan luas terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


“Selain itu, diharapkan bisa terus membangun silaturahim bersama. Ke depan akan ada lebih banyak lagi eks Napiter yang akan dibawa lagi ke sini untuk kembali ngaji bareng Gus Baha,” katanya.


Jenderal Bintang Dua itu menambahkan, alasan kenapa mengajak mereka (eks napi terorisme, Red) untuk berkunjung ke tempat tinggalnya Gus Baha yang ada di Rembang Jawa Tengah.


“Karena, kita kenal seorang Gus Baha yang punya ilmu yang sangat luar biasa, sangat lembut, saya berharap saudara-saudara yang saya bawa ke sini akan mendapatkan suatu tausyiah, pelajaran moral yang bisa meredakan, sehingga mereka akan lebih lembut,” tambahnya.


Koordinator lapangan (Korlap) Persatuan Alumni Napiter NKRI Seluruh Indonesia (PANNSI) Sofwan Tsauri yang juga mantan napi teroris ini mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak coba-coba mengikuti paham radikal yang berujung tindak pidana teror.


“Sekali terpengaruh maka akan sulit lepas. Akan susah taubatnya, karena akan terus dibully, diintimidasi, dituding jadi antek-antek, dan tidak mustahil adanya ancaman-ancaman pembunuhan dari kelompok lama. Makanya nggak usah dekat-dekat masuk begitu, biar kami saja yang pernah merasakan dan menjadi contoh,” bebernya.


Gus Baha dalam kajian paginya memberikan motivasi kepada para mantan narapida teroris (Napiter) untuk menjaga toleransi.


“Hidup bernegara diibaratkan sebagai hidup bertetangga yang selalu dibumbui perbedaan. Perbedaan yang ada bukan berarti selalu buruk,” pungkas Gus Baha yang juga santri kesayangan almarhum ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.


Kontributor: Moh Lilik Wijanarko
Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru