• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

PBNU: Jangan Gunakan Identitas dan NU untuk Senjata Politik

PBNU: Jangan Gunakan Identitas dan NU untuk Senjata Politik
Ketua Umum PBNU KH Yahya Chollil Tsaquf (Foto: Dok)
Ketua Umum PBNU KH Yahya Chollil Tsaquf (Foto: Dok)

Jakarta, NU Online Jateng
Ketua Umum Pengurus Besar nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Tsaquf meminta kepada para kontestan Pemilu 2024 untuk tidak menggunakan politik identitas, termasuk tidak membawa identitas NU pada pesta politik lima tahunan yang akan datang.


"Hal ini dimaksudkan agar persatuan dan keharmonisan dalam masyarakat dapat terus dipertahankan walaupun di tengah kompetisi politik sekeras apapun. Dalam kompetisi nanti jangan sampai ada cara-cara yang memperalat identitas sebagai senjata," kata Gus Yahya saat berbicara pada acara Forum Pimred yang digelar di Hotel Raffles Jakarta Selatan, Jumat (5/8/2022).


Dikatakan, sebuntu apapun para kontestan ini di dalam menonjolkan atau di dalam menghadapi kompetisi yang ada, PBNU mohon betul supaya jangan menggunakan identitas sebagai senjata. Apakah itu identitas etnik, identitas agama, termasuk identitas NU.


Gus Yahya menyampaikan hal ini karena ia menilai NU kurang beruntung dibanding Muhammadiyah dalam wilayah kompetisi politik. Jika Muhammadiyah bisa bebas mengambil jarak dari kompetisi politik, NU selalu dikejar-kejar untuk dipakai identitasnya.


“Mau lari pun dikejar-kejar. Jadi kita perlu punya perhatian yang lebih terkait dengan hal ini," ungkapnya.


Pada kesempatan tersebut, Gus Yahya juga mengingatkan elemen terkait untuk lebih memperhatikan kualitas dari pada kuantitas dalam pembangunan. “(Bukan) data-data yang menunjuk pada angka-angka tapi perhatian yang lebih besar kepada kondisi manusia,” jelasnya.


Selain itu juga perlu perhatian besar kepada kondisi alam. Ia berharap penguatan bidang ekonomi tidak boleh berdampak negatif pada alam dengan tidak memperhatikan konsekuensi yang muncul dan berdampak pada alam.


Terkait dengan itu semua, Gus Yahya melihat media sebagai salah satu pihak yang memiliki tanggung jawab untuk dapat menghadirkan pemberitaan yang berkualitas. 


“Atas nama rakyat NU saya meminta kepada para awak media dan jurnalis untuk bekerja sebagai pejuang-pejuang bagi demokrasi, pejuang bagi masa depan yang lebih baik dari rakyat ini dengan terus meningkatkan integritas dan kinerja jurnalismenya,” harapnya.


Hadir menjadi pembicara utama pada acara tersebut para politikus nasional, Agus Harimurti Yudhoyono (Ketum Partai Demokrat), Airlangga Hartarto (Ketum Partai Golkar), Muhaimin Iskandar (Ketum PKB), Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat) dan Sandiaga Uno (Menparekraf). 


Sumber: NU Online


Nasional Terbaru