• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Keislaman

Menjaga Ibadah Wajib Berbuah Surga

Menjaga Ibadah Wajib Berbuah Surga
Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

Suatu hari Abu Abdullah Jabir bin Abdullah Radhiyallahu anhu bercerita bahwa pernah ada laki-laki yang bertanya kepada Nabi:


أَرَأَيتَ إِذا صَلَّيْتُ المَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضانَ، وَأَحلَلتُ الحَلاَلَ، وَحَرَّمْتُ الحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلى ذَلِكَ شَيئاً أَدخُلُ الجَنَّة؟ قَالَ: نَعَمْ”


“Apa pendapatmu bila saya melaksanakan shalat-shalat wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan sesuatu yang halal, dan mengharamkan sesuatu yang haram, namun aku tidak menambahkan suatu amalan pun atas hal tersebut, apakah aku akan masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Ya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dan statusnya shahih.


Nama lengkap Jabir adalah Jabir bin Abdillah bin Ri`ab bin Nu’man bin Ubaid bin Addi bin Ghanam bin Ka’ab bin Salamah Al-Anshari As-Sulami. Beliau adalah di antara 6 sahabat Ansor yang turut serta dalam baiat Aqabah pertama. Beliau juga disebut Abu Abdullah. Termasuk sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Nabi.


Selama hidup dengan Nabi, Jabir telah ikut 19 kali peperangan. Menurut catatan sejarah –sebagaimana keteangan Ibnu Hajar– beliau adalah sahabat dari kalangan Anshar yang paling akhir meninggal dunia. Ia meninggal pada tahun 78 Hijriah, setara dengan 94 tahun.


Dilansir dari laman indonesiainside.id, hadits ini ingin memberikan pesan bahwa orang yang secara jujur menjaga kewajiban shalat, puasa, halal-haram saja, sudah bisa mengantarkannya ke surga. Apalagi jika bisa menjaga sunnah-sunnahnya 


Maksud dari shalat wajib di sini adalah shalat lima waktu: shubuh, dzuhur, ashar, maghrib dan Isya. Sedangkan puasa wajib adalah bulan Ramadhan. Sedangkan yang dimaksud dengan menghalalkan yang halal adalah meyakini kehalalan kemudian mengamalkannya. Adapun mengharamkan yang haram maknanya menjauhi yang haram dan meyakini keharamannya.

Hadits ini mengandung beberapa pelajaran:

  1. Antusias para sahabat dalam mengajukan pertanyaan yang memang diperlukan.
  2. Menjelaskan salah satu tujuan para sahabat beramal, yaitu: masuk surga.
  3. Jika ada yang membatasi diri menjaga amal wajib saja, maka itu tidak tercela dan tidak akan diharamkan masuk surga.
  4. Shalat dan puasa adalah merupakan di antara sebab yang bisa mengantarkan ke surga.
  5. Meyakini kehalalal yang ditetapkan Allah dan mengamalkannya serta menjauhi keharaman yang diharamkan Allah dan meninggalkannya. (Syarh Al-Arba’in lil Utsaimin). Wallahu a'lam bis shawab


Keislaman Terbaru