• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 28 Maret 2024

Keislaman

Kriteria Puasa Berkualitas menurut Imam Al-Ghazali

Kriteria Puasa Berkualitas menurut Imam Al-Ghazali
Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

Puasa berkualitas dapat ditempuh dengan upaya menjaga anggota badan dari dosa. Puasa berkualitas oleh Imam Al-Ghazali disebut sebagai shaumul khushush. Puasa berkualitas ini merupakan puasa orang-orang saleh terdahulu.


Puasa berkualitas dapat ditempuh bukan sekadar menahan diri dari rasa lapar dan dahaga yang mendera. Puasa yang berkualitas dapat dicapai dengan menahan diri dari segala larangan-larangan agama.
 

 وأما صوم الخصوص وهو صوم الصالحين فهو كف الجوارح عن الآثام  


Artinya, “Adapun puasa khusus adalah puasa orang-orang saleh, yaitu menahan anggota tubuh dari segala dosa,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin)


Rasulullah SAW jauh-jauh hari telah mengingatkan agar umat Islam melakukan puasa secara berkualitas. Puasa yang berkualitas dapat melahirkan ganjaran besar dari Allah. Sedangkan puasa yang tidak berkualitas hanya melahirkan keletihan berpuasa, yaitu rasa lapar dan dahaga belaka.
 

 وقد قال صلى الله عليه و سلم كم من صائم ليس له من صومه إلا الجوع والعطش   


Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda, ‘Berapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain lapar dan dahaga,’” (HR An-Nasai dan Ibnu Majah). 


Puasa yang berkualitas merupakan upaya pengendalian atas anggota badan, yaitu telinga, mata, lisan, tangan, kaki, dan anggota badan lainnya. Puasa yang berkualitas merupakan puasa istimewa yang dapat dicapai bukan sekadar menggeser waktu makan dan minum, tetapi juga mengendalikan nafsu atas keinginan anggota badan. 
 

 وأما صوم الخصوص فهو كف السمع والبصر واللسان واليد والرجل وسائر الجوارح عن الآثام 


Artinya, “Adapun puasa khusus adalah mengendalikan pendengaran, penglihatan, ucapan, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan dari dosa,” (Al-Ghazali, 2018 M: I/296). 


Rasulullah dalam hadits berikut ini menjelaskan bagaimana puasa dapat berguna pada pengendalian diri. Rasulullah menyebutkan bahwa orang yang berpuasa harus menyatakan dirinya puasa ketika diprovokasi oleh pihak lain.
 

 وقال صلى الله عليه و سلم إنما الصوم جنة فإذا كان أحدكم صائما فلا يرفث ولا يجهل وإن امرؤ قاتله أو شاتمه فليقل إني صائم إني صائم 
 

Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, ‘Bila salah seorang kalian berpuasa, janganlah ia berkata keji dan bertindak bodoh. Jika seseorang memprovokasinya atau memakinya, hendaklah ia menghindar, ‘Aku sedang berpuasa. Aku sedang berpuasa” (Al-Ghazali, 2018 M: I/296). 


Puasa yang berkualitas dapat ditandai dengan model puasa di atas kalangan awam. Puasa yang berkualitas bertumpu pada pengendalian diri. Puasa yang berkualitas menuntut seseorang memiliki rem di dalam kehidupannya dari segala larangan agama. Wallahu a’lam. 


Sumber: nu online


Keislaman Terbaru