Keislaman

Allah Hanya Menerima yang Baik

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:00 WIB

Allah Hanya Menerima yang Baik

Ilustrasi beramal baik (Foto: Freepik)

Imam An-Nawawi memberikan penjelasan mengenai hadits yang berbunyi “Allah hanya menerima yang baik” dalam kitab Arba’in Nawawi. Hadits ini adalah hadits ke-10 yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, di mana Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT adalah Thayyib (Maha Baik) dan tidak menerima kecuali yang baik.


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: (إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ: (يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً) (المؤمنون: الآية51) ، وَقَالَ: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) (البقرة: الآية172) ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاء، ِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لذلك)


Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman apa yang Dia perintahkan kepada para rasul-Nya. Maka Allah berfirman: {Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh} (QS. Al-Mu’minun: 51). Dan Allah juga berfirman: {Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami rezekikan kepada kalian} (QS. Al-Baqarah: 172).”


Kemudian Rasulullah menyebutkan tentang seseorang yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut, dan berdebu. Ia menengadahkan tangannya ke langit sambil berdoa: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku,” padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dengan yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?”
(HR. Muslim)


Penjelasan Hadits


Hadits ini menjelaskan beberapa poin penting terkait dengan amal, rezeki, dan doa, yaitu:

Pertama, Allah Maha Baik dan Hanya Menerima yang Baik:


Kata "baik" (طَيِّبٌ) dalam hadits ini memiliki makna suci, bersih, dan halal. Allah SWT hanya menerima amalan atau sedekah yang berasal dari sumber yang halal dan suci. Sedangkan amalan yang berasal dari sesuatu yang haram atau tidak baik tidak akan diterima oleh Allah.


Kedua, Perintah kepada Rasul dan Orang Beriman:


Allah memerintahkan para rasul dan orang-orang beriman untuk memakan makanan yang baik-baik dan halal. Perintah ini menandakan bahwa segala hal yang masuk ke dalam tubuh kita, baik makanan, minuman, maupun rezeki lainnya, harus berasal dari sumber yang halal dan tidak mengandung hal-hal yang dilarang oleh syariat.


Ketiga, Pengaruh Makanan dan Minuman terhadap Diterimanya Doa:


Rasulullah memberikan contoh seseorang yang berada dalam keadaan sulit, berdoa kepada Allah dengan penuh kesungguhan (menengadahkan tangan, menunjukkan tanda kesulitan dan kerendahan hati). Namun, doanya tidak dikabulkan karena makanannya, minumannya, pakaiannya, dan keseluruhan hidupnya dipenuhi dengan yang haram.


Ini menunjukkan bahwa makanan dan minuman haram yang dikonsumsi seseorang dapat menjadi penghalang bagi terkabulnya doa, meskipun ia berada dalam kondisi yang penuh dengan kesungguhan.


Keempat, Pentingnya Memperhatikan Sumber Rezeki:


Hadits ini mengajarkan agar seorang Muslim selalu berhati-hati dalam mencari rezeki, memastikan bahwa harta yang diperoleh berasal dari cara yang halal. Makanan, minuman, dan pakaian yang berasal dari rezeki haram tidak hanya berpengaruh pada diterima atau tidaknya amal, tetapi juga pada diterimanya doa.


Hikmah Hadits


Hadits ini memberikan beberapa hikmah penting yang perlu diterapkan oleh seorang Muslim, antara lain:


Pertama, Memastikan Kehalalan Harta: Seorang Muslim harus memastikan bahwa harta yang ia peroleh untuk mencukupi kebutuhan hidup berasal dari cara yang halal dan baik, agar amal ibadahnya diterima dan doanya dikabulkan.


Kedua, Menjaga Kesucian Jiwa: Apa yang dimakan dan diminum akan berpengaruh pada kebersihan jiwa dan ketakwaan. Makanan yang halal akan membantu seseorang dalam beribadah dengan ikhlas dan taat kepada Allah.


Ketiga Memahami Pentingnya Niat dan Sumber Amal: Sedekah atau amal dari harta haram tidak akan diterima oleh Allah, walaupun niatnya baik. Hal ini mengajarkan bahwa niat yang baik harus disertai dengan cara yang baik dan halal.


Keempat, Membangun Kesadaran dan Kehati-hatian dalam Kehidupan: Hadits ini memberikan peringatan agar umat Islam senantiasa berhati-hati dalam setiap perbuatannya, terutama yang berkaitan dengan urusan mencari nafkah, makan, dan minum.

 

*Tulisan ini sebelumnya diterbitkan pada tanggal 01/04/2023 dan diterbitkan ulang setelah tahap editing.