Dinamika

Rais Syuriyah PWNU Jateng dan FKDT Tegas Tolak Full Day School, Demi Eksistensi Madrasah Diniyah

Kamis, 19 Juni 2025 | 06:00 WIB

Rais Syuriyah PWNU Jateng dan FKDT Tegas Tolak Full Day School, Demi Eksistensi Madrasah Diniyah

Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh

Semarang, NU Online Jateng 

Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh, menegaskan penolakannya terhadap kebijakan full day school yang kembali mencuat di sejumlah daerah. Menurutnya, penerapan sekolah seharian penuh akan berdampak serius pada keberlangsungan Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) yang selama ini berperan penting dalam membentuk karakter dan akhlakul karimah anak bangsa.

 

Hal itu disampaikan Kiai Ubaid saat memberikan pengarahan dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Gedung DPW Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Jawa Tengah di Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Ahad (15/6/2025). Dalam kesempatan itu, ia juga menginstruksikan agar FKDT Jawa Tengah bersatu dan bergerak bersama menolak kebijakan full day school.

 

“Saya minta FKDT Jateng memperkuat eksistensi MDT dengan menolak full day school. Di banyak daerah, kebijakan itu terbukti mematikan kegiatan belajar di Madrasah Diniyah. Anak-anak kelelahan setelah pulang sekolah formal sehingga tidak mampu mengikuti pembelajaran sore hari,” ujar Kiai Ubaidillah yang juga menjadi Pembina DPW FKDT Jawa Tengah.

 

Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya mempertahankan keberadaan Madrasah Diniyah sebagai warisan pendidikan Islam yang telah lama berkontribusi terhadap pembangunan bangsa. 

 

“Desa yang punya Madin akan sangat berbeda karakternya dengan desa yang tidak memiliki Madrasah Diniyah,” ungkapnya.

 

Senada dengan Kiai Ubaidillah, Ketua Umum DPP FKDT KH Lukman Hakim menyampaikan bahwa dirinya termasuk orator yang turun langsung dalam aksi menolak full day school beberapa tahun lalu. Menurutnya, penolakan terhadap kebijakan tersebut memerlukan sinergi kekuatan masyarakat dan pendekatan struktural.

 

“Saya akan menyampaikan kepada PBNU untuk menjalin komunikasi dengan Presiden RI. Sebagai Wasekjen PBNU, saya merasa ini menjadi tanggung jawab bersama dalam menjaga eksistensi MDT,” ujarnya.

 

Penolakan terhadap kebijakan full day school bukan semata urusan teknis pendidikan, melainkan bagian dari ikhtiar menjaga warisan tradisi keilmuan Islam dan memastikan generasi bangsa tidak kehilangan akar moral dan spiritualnya.