• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 14 Mei 2024

Taushiyah

Puasa Mengajarkan Rendah Hati

Puasa Mengajarkan Rendah Hati
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Ketika seseorang sedang lapar, perut terasa kosong di situ emosi seseorang mudah tersulut oleh perilaku orang lain yang dianggapnya mengganggu kenyamanannya.


Tapi lapar karena berpuasa justru mengajarkan manusia berendah hati dan bersikap bijak ketika ada orang lain yang jahil kepadanya. Puasa telah membentuk manusia menjadi orang yang selalu merasa rendah hati lalu berkata hanya Allah yang Maha Tinggi, Maha Kuat dan Maha Kokoh. Siapapun orangnya dan apapun jabatannya ketika sedang berpuasa, ia merasa rendah hati dan menunduk kepada perintah-Nya. 


Berendah hati bukan berarti rendah dan tidak berarti, tapi berendah hati adalah orang  mulia yang menduduki derajat tinggi. Orang-orang seperti ini tidak akan terusik dengan kata-kata yang menghinanya, justru sebaliknya, mereka akan membalasnya dengan mengatakan 'salam' (kata-kata yang baik).


Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Furqan ayat 63 :
 

وَعِبَادُ الرَّحۡمٰنِ الَّذِيۡنَ يَمۡشُوۡنَ عَلَى الۡاَرۡضِ هَوۡنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الۡجٰهِلُوۡنَ قَالُوۡا سَلٰمًا


Artinya :
Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan 'salam' (kata-kata yang baik). (QS Al-Furqan : 63)



Penulis: HA Niam Syukri Masruri


Editor:

Taushiyah Terbaru