• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 8 Mei 2024

Taushiyah

Mengapa Bermaaf-maafan Ketika lebaran?

Mengapa Bermaaf-maafan Ketika lebaran?
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Sangat mudahnya orang-orang saling meminta maaf dan memaafkan ketika Hari Raya Idul Fitri atau yang sering disebut dengan hari lebaran. Padahal di hari-hari biasa ada yang mendendam dan sulit untuk saling memaafkan. 


Ketika lebaran, setiap kali orang bertemu orang, mulut mereka dengan mudah dan ringan mengucapkan kalimat "mohon maaf lahir dan batin". Sungguh mulia orang yang awal kali mengajarkan kebaikan (saling maaf-memaafkan) hingga hal itu mentradisi dan diikuti oleh orang-orang dari generasi ke generasi.


Saling memaafkan di hari lebaran adalah salah satu cara untuk menunjukkan bahwa seseorang telah berada di posisi derajat muttaqin sebagai perwujudan hasil puasanya, mengingat tujuan puasa adalah agar menjadi orang yang bertakwa. Sedangkan salah satu tanda orang yang bertakwa adalah orang yang suka memaafkan kesalahan orang lain.


Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran Ayat 134 :
 

الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِ‌ؕ


Artinya :
(orang yang bertakwa yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.
(QS Ali Imran : 134)


Penulis: HA Niam Syukri Masruri


Taushiyah Terbaru