Sungguh, puasa telah merangsang seseorang untuk selalu mendekat kepada kebaikan dan hasrat untuk melakukannya. Sungguh, puasa telah menginspirasi seseorang untuk meninggalkan kebatilan dan riak-riak yang bisa membuat puasa tidak bermakna.
Memang, suasana Bulan Ramadhan berbeda dengan bulan lainnya, hiruk pikuk orang-orang yang membagikan takjil untuk berbuka puasa telah mengingatkan untuk suka bersedekah, suara terompah atau sandal orang-orang yang hendak melaksanakan shalat tarawih telah mengingatkan betapa pentingnya berta'abud kepada Allah untuk mewujudkan rasa syukur atas nikmat-Nya.
Jadikanlah dirimu sebagai motivator dan inspirator bagi orang lain dalam kebaikan meski dengan perilaku tanpa kata-kata, karena yang seperti itu akan membuatmu menuai pahala sebagaimana pahala orang yang meniru perilaku baikmu tanpa sedikitpun mengurangi pahala pelakunya.
Hadits nabi:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Artinya:
Barangsiapa yang membuat sunnah hasanah dalam Islam maka dia akan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang membuat sunnah sayyiah dalam Islam maka ia akan mendapatkan dosa dan dosa orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR Muslim)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
