• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Sosok

Upaya Dafiq Hidupkan Literasi di Dataran Tinggi Dieng Banjarnegara

Upaya Dafiq Hidupkan Literasi di Dataran Tinggi Dieng Banjarnegara
Perpustakaan Rakyat (Foto: Dok. Dafiq)
Perpustakaan Rakyat (Foto: Dok. Dafiq)

Banjarnegara, NU Online Jateng
Dalam usaha besar para pemerhati literasi, kian sulit menggali minat masyarakat yang serba instan ini. Di tengah situasi seperti itu, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Dafiqul Fariq pantang menyerah untuk tetap menghidupkan literasi, dengan mendirikan Perpustakaan Rakjat, sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran literasi masyarakat, khususnya para petani dan pelajar.

 

Perpustakaan yang berada di daerah dataran tinggi Dieng ini, berdiri sekitar pertengahan tahun 2018. Pendirian perpustakaan ini selaras dengan misi yang ia bangun bersama teman-temannya di IPNU dan IPPNU Batur.

 

“Saya ingin fokus di peminatan masyarakat tentang literasi. Ya alon-alon, asal kelakon. Juga visi misi utama saya di IPNU Batur itu ya ingin fokus ke pengembangan SDM lewat literasi,” ucap Dafiq, saat ditemui NU Online Jateng, Senin (11/1) lalu.

 

Dafiq mengungkapkan, ide mendirikan perpustakaan ini awalnya hanya sebuah obrolan bersama teman-temannya, kemudian muncul pikiran untuk membuat sebuah perpustakaan atau taman baca guna sekadar mengisi waktu luang mereka.

 

“Bisa dikatakan sebenarnya hanya untuk mengisi waktu luang, pikiran untuk meningkatkan literasi rasanya belum mampu pada waktu itu,” ujarnya.

 

Sebelum menjadi bangunan perpustakaan seperti saat ini, Dafiq sempat membuat dengan format perpus jalanan.

 

“Sempat kami singgah di Candi Dieng, tetapi diusir. Lalu kami pindah di Telaga Warna, namun karena kurang kondusif akhirnya kami pindah di trotoar jalan arah menuju Telaga Warna,” jelas Dafiq mengingat awal mula adanya Perpustakaan Rakjat.

 

Setelah beberapa kali melapak di jalanan, Perpustakaan yang berslogan ‘Kopi, Buku, dan Cinta. Seduh Kopimu, Baca Bukumu, Sudahi Sedihmu’ ini akhirnya memiliki tempat, yaitu di rumah pengurus Banser setempat, namun tidak bertahan lama.

 

Kemudian sempat pula pindah di garasi mobil milik salah satu anggota perpustakaan selama kurang lebih dua tahun bertahan. “Hingga akhirnya, baru sekitar bulan November 2020 lalu, kami pindah ke gedung milik desa sampai sekarang,” kata Dafiq.

 

Dafiqul Fariq

 

Dafiq mengatakan, masyarakat terutama orang tua yang anaknya biasa belajar di perpustakaan itu antusias dengan adanya Perpustakaan Rakjat. Terlebih saat ada momen pembuatan film dokumenter ‘Babad Tanah Bakal’.

 

Lebih lanjut Dafiq mengatakan, antusiasme dan minat para pengunjung masih perlu untuk ditingkatkan. Ia mengakui, perpustakaan sendiri pun belum signifikan dalam meningkatkan literasi, meski sudah ada beberapa kegiatan yang rutin dilaksanakan.

 

“Untuk saat ini, sudah ada kegiatan mingguan belajar bersama anak-anak, kegiatan bulanan ada kajian rutin seperti musyawarah evaluasi ataupun diskusi kecil-kecilan. Ada kegiatan jangka panjang juga seperti melanjutkan dokumenter sejarah desa, karena sejarah Desa Bakal sangat panjang,” tutur Dafiq

 

Terkait dengan cara memperoleh buku, awalnya Dafiq dan teman-teman menyortir kembali buku dari perpustakaan yang dikelola oleh Ansor setempat, namun sudah lama vakum. “Kami mencoba untuk menambah koleksi dengan mengajukan bantuan, pertama ke UMP Purwokerto, kemudian ke Fun Library di Bandung, IAIN Pekalongan, serta RBK Yogyakarta. Juga ada bantuan dari perorangan dan buku-buku pribadi,” pungkasnya.

 

Ia berharap, ke depan akan ada lebih banyak pihak, yang tertarik untuk ikut dalam menggerakkan kegiatan di Perpustakaan Rakjat ini. Agar lebih banyak yang tahu tentang perpustakaan ini, ia juga membuat akun di instagram dengan nama perpustakaanrakjat.

 

Kontributor: Sholehah Setyaningsih
Editor: Ajie Najmuddin


Sosok Terbaru