• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Sosok

Ikut Jadi Peserta Pengkaderan NU di Banjarjo Brebes, Pria Ini Pilih 'Nyeker'

Ikut Jadi Peserta Pengkaderan NU di Banjarjo Brebes, Pria Ini Pilih 'Nyeker'
Kiai Muhammad Abdul Wahib (sarung batik) pilih nyeker dalam setiap aktivitasnya (Foto: NU Online Jateng/Lukman)
Kiai Muhammad Abdul Wahib (sarung batik) pilih nyeker dalam setiap aktivitasnya (Foto: NU Online Jateng/Lukman)

Brebes, NU Online Jateng
Seperti lazimnya pengkaderan, setiap peserta diwajibkan menggunakan seragam yang sama dengan atribut lainnya yang telag ditetapkan. Hal ini tidak berlaku bagi salah satu peserta Pendidikan Dasar Kader Pengerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) ke-3 yang dihelat Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Banjarjo Brebes pada jumat-Ahad (1-3/12/2023) bertempat di MI/MTs Al-Falah Cihaur, Banjarharjo.


Dari 72 peserta terdiri dari laki-laki 46 orang dan perempuan 26 orang ada salah satu peserta yang sangat menarik. Bukan karena berbeda dalam memakai baju, peci maupun sarung. Tetapi peserta yang satu ini, karena selalu tidak memakai alas kaki (nyeker) dalam setiap mengikuti materi, baik dalam kelas (ruangan)  maupun di luar ruangan.


Muhammad Abdul Wahib kelahiran 11 Desember tahun 1970 asal Desa Cimunding, Banjarharjo Brebes. Di usia 52 tahun tidak menghalangi untuk ikut PD-PKPNU yang telah rela meninggalkan kesibukan duniawinya.


Pada tahun 2023 MWCNU Banjarharjo menggelar PD-PKPNU yang ke-3 dan dirinya harus ikut, yang pada tahun-tahun sebelumnya masih sempat dan sangat sibuk dengan pekerjaannya, namun pria tetap menyuruh anak dan istrinya untuk lebih dahulu mengikutinya.


Muhammad Abdul Wahib yang lebih terkenal dengan sebutan 'Kiai Nyeker' mengakui bahwa dari nyeker tersebut banyak manfaat yang didapat, di samping sisi kesehatan dan juga finansial. "Saya melakukan aktivitas keseharian dengan nyeker sejak tahun 1989," ujarnya kepada NU Online Jateng, Ahad (10/12/2023).


Disampaikan, perilaku nyeker tidak hanya di kampungnya saja, dalam urusan pemerintahan Abdul Wahib tetap konsisten, baik di desa maupun di tingkat Kabupaten. Bahkan saat menjalankan ibadah haji dan ibadah umrah tetap nyeker.
 


Nyeker yang  dijalani lanjutnya, telah dilakukan sejak usia 34 tahun. Dirinya mengaku telapak kakinya tidak melupas dan sama seperti orang pada umumnya, yang memakai sandal maupun sepatu.


Dalam kehidupan keseharianya, Abdul Wahib suami dari Hj Wiharti Zainab dan aktif dalam kegiatan Muslimat. Dari pernikahannya dikaruniai 3 (tiga) anan dan  sekarang sudah memiliki 1 (satu) cucu.


Kiai nyeker juga mempunyai majelis ta'lim di rumahnya, bernama Al-Mubarok. Di samping ada usaha warung sembako yang dikelola oleh istrinya. Hasil karya fenomenal adalah telah melakukan bedah rumah sebanyak 3 unit rumah, membangun masjid dan mushola, melakukan pengaspalan jalan utama masuk makam sepanjang 1.5 KM, pengerasan jalan (gang) masuk kampung, pembangunan gapura masjid, gapura masuk desa dan gapura makam yang tertulis darul akhir aja dumeh.


"Alhamdulillah bisa khidmah untuk umat dan masyarakat. Apa-apa yang telah kami bangun tidak mengedarkan proposal, baik kepada masyarakat maupun pemerintah," terangnya.


Inilah sosok kiai nyeker, peserta PDPKPNU MWCNU Banjarharjo, yang ternyata lebih terkenal sebutan kiai nyeker dibandingkan nama aslinya KH Muhammad Abdul Wahib Al-Mubarok dengan semboyan 'Semangka'  Semangat Karena Allah Subhanahu Wataala.


Pengirim: Lukman


Sosok Terbaru