• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 3 Mei 2024

Regional

Wakil Wali Kota Semarang: Halal Bihalal Muslimat NU Krapyak Semarang Miniatur Indonesia

Wakil Wali Kota Semarang: Halal Bihalal Muslimat NU Krapyak Semarang Miniatur Indonesia
Halal bihalal kebangsaan Muslimat NU Krapyak, Kota Semarang (Foto: Dok)
Halal bihalal kebangsaan Muslimat NU Krapyak, Kota Semarang (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Wakil Wali Kota Semarang Hj Hevearita Gunaryati Rahayu memuji langkah Pimpinan Ranting (PR) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang menggelar Halal Bihalal Kebangsaan di halaman Universitas Widya Husada, Krapyak, Semarang Barat, Kota Semarang, Sabtu (28/5). 


"Ini (Halal Bihalal Kebangsaan) luar biasa. Ini untuk pertama kalinya ada halal bihalal kebangsaan di kelurahan," kata Ita, sapaan akrab Hevearita. "Di Kelurahan Krapyak ini bisa menyatukan semua agama. Warganya kompak, sangat luar biasa. Ini adalah bentuk miniatur kegiatan kebangsaan di Indonesia," pujinya.


Menurutnya, ini hal yang kecil, kalau di wilayah terkecil saja tidak kompak gak mungkinlah Semarang semakin hebat toleransinya. Wilayah kelurahan saja sudah seperti ini toleransinya, luar biasa. Tapi tetep harus dijaga.


Dia pun berharap, semua elemen masyarakat tetap terus menjaga toleransi antarumat bergama. "Karena memang kita tetap terus mengawal dan menjaga agar toleransinya bisa lebih baik," tegasnya.


Ungkapan senada juga dituturkan Pdt Timotius Setijanto selaku perwakilan dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Krapyak. Setijanto pun mengakui kegiatan tersebut merupakan terobosan yang sangat baik dalam membina kerukunan antarumat beragama di wilayah Krapyak.


"Ini (Halal Bihalal Kebangsaan) hal yang sangat baik yang menurut saya perlu dilestarikan di tengah kondisi kebangsaan yang saat ini memiliki tantang kebangsaan karena berbeda-beda," katanya.




Wakil Wali Kota Semarang Hj Hevearita Gunaryati Rahayu  (kerudung ungu) saat ,meninjau bazar UMKM di acara halal bihalal kebangsaan Muslimat NU Krapyak, Kota Semarang (Foto: Dok)


Menjawab pertanyaan terkait persoalan radikalisme berbasis agama, dia menyebut hal itu merupakan keprihatinan bersama. "Ini (radikalisme berbasis agama) jadi keprihatinan bersama di tengah masyarakat Indonesia, tapi di Krapyak ini saya tidak mendengar isu radikalisme agama," ujarnya.


Menurutnya, toleransi juga berkaitan dengan menjaga kearifan lokal sebagai salah satu tumpuan menjaga keragaman masyarakat di perkotaan. Utamanya berkaitan dengan generasi muda yang cenderung pada hal yang kekinian.


"Tantangan bersama untuk menguri-uri kebudayaan. Kami selalu ada ibadah dengan bahasa Jawa. Ada tradisi kejawaan yang selalu kita lakukan. Kaum milenial ini lebih suka yang praktis dan instan. Ini terus diupayalan oleh GKJ untuk melestarikan budaya Jawa," urainya.


Ketua Muslimat NU Krapyak, Hj Iswahani Heru menegaskan alasan kegiatan tersebut, yakni isu radikalisme berbasis agama masih sering bersliweran, baik langsung di tengah masyarakat maupun di media sosial. 


"Halal bihalal kebangsaan ini kami gelar karena saya lihat masih ada yang menyandingkan Islam dengan radikalisme dan politik identitas juga masih marak di media sosial," katanya.


Oleh karena itu lanjutnya, kegiatan Halal Bihalal Muslimat NU Krapyak dilaksanakan dengan menggandeng berbagai pihak. Iswahani pun menyebut ada tokoh agama Kristen, Katholik, Konghucu, Hindu, dan Budha mengikuti doa bersama yang dipimpin oleh KH Ahmad Busyairi Harist selaku sesepuh NU Semarang yang berdomisili di Krapyak.


"Kami harap bisa mengurangi ketegangan antargolongan dan agama dengan kegiatan ini," pungkasnya.


Ratusan warga pun tumpah ruah dalam kegiatan yang dimeriahkan dengan bazar Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM). Setidaknya ada 15 stand bazar dari gabungan beberapa rukun warga (RW) dari produk makanan, ekonomi kreatif, sampai usaha jahit.


Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat


Regional Terbaru