• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 20 April 2024

Regional

PWNU Jateng: Sudah Tepat Rais Aam PBNU Mundur dari Ketum MUI Pusat

PWNU Jateng: Sudah Tepat Rais Aam PBNU Mundur dari Ketum MUI Pusat
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar (Foto: Dok)
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Pengunduran diri Rais Aam pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat hendaknya disikapi dengan wajar, jangan berlebihan, dan jangan ditafsiri yang macam-macam.


Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh mengatakan sikap KH Miftachul Akhyar mundur dari Ketua Umum MUI Pusat menurutnya sudah tepat dan mesti dipahami dan dimengerti oleh semua pihak.


"Beliau saat diamanahi oleh majelis Ahlul Halli Wal Aqdi (AHW) dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung tahun lalu berkomitmen untuk tidak merangkap jabatan dengan organisasi manapun," kata kiai Ubaid di Kantor PWNU Jateng Jl Dr Cipto 180 Semarang, Rabu (9/3).


Menurutnya, tantangan yang dihadapi PBNU ke depan semakin berat, maka tepat sekali kalau rais aam ingin berkonsentrasi penuh dalam mengemban amanat Muktamar NU di Lampung, sehingga semua amanat muktamar diharapkan dapat direalisasikan.


Wakil Katib PWNU Jateng KH Munif Abdul Muchit kepada NU Online Jateng mengatakan, pernyataan pengunduran diri rais aam dari Ketua Umum MUI Pusat di forum rapat pleno PBNU yang berlangsung di kampus Unusia Bogor, Rabu ( 9/3 ) itu tidak mengejutkan bagi Nahdliyin.


Menurutnya, rencana Kiai Miftah untuk mundur dari Ketua Umum MUI Pusat itu sudah diketahui oleh publik saat juru bicara Majelis Ahwa Muktamar NU Lampung  mengumumkan hasil rapat penetapan rais aam di akhir persidangan tahun lalu.


"Saat itu juru bicara AHWA mengatakan rais aam terpilih akan mengikuti dan mentaati harapan AHWA agar amanah rais aam tidak dirangkap dengan amanah yang lain," terangnya.


Dikatakan, kalau sekarang rais aam merealisasikan komitmen itu, maka tidak ada yang istimewa dan luar biasa baik bagi pengurus NU bersama Nahdliyin maupun MUI Pusat. Terkait pengumuman pengunduran di arena rapat pleno PBNU juga tidak ada yang istimewa.


"Kami yang di daerah sangat berharap agar Kiai Miftah setelah pernyataan mundur dari Ketua Umum MUI Pusat segera fokus mengendalikan bahtera NU dalam berkhidmah kepada Nahdliyin dan masyarakat," ucapnya.


Dikutip dari laman NU Online, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menyatakan telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal itu disampaikan oleh Kiai Miftah saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022) sore.

"Di saat AHWA Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," ujar Kiai Miftah.  


Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur 2007-2015 itu lalu menceritakan proses pemilihan dirinya menjadi Ketua Umum MUI pada akhir November 2020 lalu. Hampir dua tahun sebelumnya, kata Kiai Miftah, dirinya dirayu dan diyakinkan untuk bersedia jadi Ketua Umum MUI. 


Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru