Pekalongan, NU Online Jateng
Bonus demografi merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia, tidak terkecuali Nahdlatul Ulama. Menurut Alvara Institut yang dipimpin Sekretaris Lakpesdan PBNU menyampaikan bahwa data terkini generasi Z (lahir 1990-an) dan generasi milenial (lahir 2000-an) memuncaki jumlah terbesar penduduk Indonesia yaitu 53%. Hal ini akan terus bertambah hingga Indonesia mencapai usianya seabad yaitu 2045.
Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga pendidikan (LP) Ma'arif Kota Pekalongan Muhammad Subhan bonus demografi berkah bagi NU memberikan sebuah optimisme asalkan ada pembenahan dalam lintas sektor terlebih adalah sektor pendidikan.
"Dalam pendidikan pengelola lembaga (pemerintah, yayasan, kyai, guru, dan orang tua) harus bersinergi memberikan kesiapan dan kesigapan agar generasi sekarang adaptif terhadap perkembangan kecanggihan teknologi tanpa menghilangkan kewajiban ngaji dengan para kiai," ujarnya.
Hal itu disampaikan Subhan dalam ngaji tematik Ramadhan secara online yang dihelat Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan putaran ke-3 di Gedung Aswaja pada Senin (3/4/2023).
Oleh karena itu menurutnya, bonus demografi harus ditangkap sebagai peluang untuk menyiapkan kader Z untuk mengisi NU di abad kedua melalui dunia pendidikan NU secara maksimal. "Harus kita sambut dengan semangat dan dunia pendidikan di lingkungan NU harus bisa membersamainya," tegasnya.
Berbeda dengan Subhan, M Taufiq menyinggung permasalahan sosial yang ada di Kota Pekalonan yang sudah tidak lagi biasa saja tetapi sudah masuk predikat darurat. Sebagai pegawai dinas kesehatan yang membidangi HIV/AIDS taufiq menyampaikan data 3 tahun terakhir pengidap HIV/AIDS di Kota Pekalongan.
"Tahun 2021 sejumlah 190 orang positif, tahun 2022 sejumlah 140 orang positif, hingga data terbaru sejak Januari-Maret 2023 sudah ada 40 orang positif, dan 8 orangnya merupakan pasangan sesama jenis," terangnya.
Tentu permasalahan ini lanjutnya, ujung pangkalnya adalah ekonomi. Himpitan ekonomi yang luar biasa ditambah dengan pola hidup yang mewah menjadikan pola hidup sebagian masyarakat termanjakan dengan menjadi WPS (wanita pekerja seks) atau menjadi gay/lesbian.
"Memang awalnya korban namun karena merasa nyaman tidak perlu capek dapat pemasukan puluhan juta menjadikan mereka masuk dalam lingkaran perbuatan bejat tersebut," ucapnya.
Yang lebih parah sambungnya, ada suami yang mengantarkan istrinya untuk melayani pria lain hanya demi untuk membayar setoran. "Kalau memang kenyataannya demikian tentu bonus demografi menjadi malapetaka apabila tidak ada tindakan preventif dari pemangku kebijakan (pemerintah maupun tokoh masyarakat (kiai) yang tergabung dalam NU," ungkapnya.
Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Kota Pekalongan Siti Mumun Muniroh menyampaikan kriminalitas dan penyakit masyarakat tersebut memang nyata adanya, apalagi kaum pelangi (LGBT).
"Yang saya sendiri sudah melakukan penelitian sejak 2010 hingga sekarang kenyataannya bukan berkurang malah semakin menyebar sebagaimana virus," beber Mumun yang juga dosen UIN KH Abdurrahman Wahid pekalongan.
Menurutnya, harus ada langkah preventif yang harus dilakukan oleh beberapa elemen diantaranya:
- Pemerintah harus membuat sebuah kebijakan untuk terus menerus memerangi penyakit masyarakat dan tindakan kriminalitas yang ada di Kota Pekalongan.
- Guru dan kiai untuk sadar melihat fenomena terkini, dengan pola pembelajaran yang tidak hanya mementingkan transfer of knowledge semata namun juga yang lebih penting adalah transfer of value.
- Orang tua untuk selalu mewaspadi dan selalu membangun dialog dengan putra-putrinya edukasi terus menerus untuk tidak berhenti, perhatian yang maksimal juga sangat dibutuhkan. Terlebih dari itu adalah butuh keteladanan orang tua sehingga terbina keluarga yang maslahat dan sejahtera. Hal ini sangat penting karena kunci kemajuan negara bangsa ini ada di keluarga.
- Rekomendasi untuk organisasi keagamaan termasuk NU adalah mampu membangun sinergitas dengan pemerintah melalui lembaga-lembaga yang dimilikinya.
"Dengan demikian, bonus demografi yang ada harus ditatap penuh dengan optimisme dengan khusnudzon diimbangi dengan gerakan nyata sinergitas semua elemen bergandengan tangan menjadikan pendidikan di Pekalongan di Indonesia dengan mengutamakan adab dan akhlakul karimah.
Pengirim: Abdul Adhim
Terpopuler
1
Bentrok FPI dengan PWI-LS, Ini Tanggapan Rais Syuriyah PCNU Pemalang
2
Sejumlah Tokoh PBNU dan PWNU Dinobatkan sebagai Tokoh Pamomong Jawa Tengah 2025
3
Mbah Maimoen Zubair Dianugerahi Penghargaan Adiluhung, Gus Yasin: Beliau Teladan Persatuan Bangsa
4
PC GP Ansor Pekalongan Inisiasi Pusat Belajar Pembibitan Tanaman untuk Warga NU
5
Unsiq Wonosobo Lepas 660 Mahasiswa KPM: Diminta Ikut Atasi Kemiskinan, RTLH, dan Stunting
6
STAINU Purworejo Bedah Buku Modul Pencegahan Stunting Melalui PAUD, Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor
Terkini
Lihat Semua