NU Mesti Berperan Aktif dalam Merawat Bumi
Rabu, 20 April 2022 | 13:00 WIB
Khairul Anwar
Kontributor
Pekalongan, NU Online Jateng
Nahdlatul Ulama (NU), sebagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, harus ikut berperan aktif dalam upaya menjaga dan merawat bumi. Cara menjaga bumi ini, bisa dimulai dari persoalan-persoalan kecil seperti mengolah kembali sampah plastik hingga menanam pohon.
“NU perlu aktif dalam menjaga lingkungan. Sama halnya dengan tradisi yasin tahlil yang sudah identik dengan NU, menjaga lingkungan juga perlu menjadi sebuah identitas dari ormas keagamaan seperti NU,” ujar Wakil Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan, Prof Maghfur, Senin (18/4) malam.
Disampaikan, pada kegiatan kajian ramadhan yang diselenggarakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan di Gedung Aswaja itu, wacana menjaga keberagamaan moderat yang sudah sering disuarakan NU, perlu diperkuat dengan mengawal isu lingkungan. Upaya ini, dapat menjadi strategi berikutnya untuk menduniakan NU.
“Peran-peran NU dalam menjaga alam akan lebih menjadi kontributif, saya kira ini yang harus menjadi agenda besar NU ke depan,” imbuh Ketua Lakpesdam NU Kota Pekalongan tahun 2007-2012 itu.
Maghfur mengungkapkan bahwa lambang NU berbentuk bumi yang diikat, artinya dijaga. Dalam konteks perubahan iklim, saat ini kondisi bumi benar-benar terancam dalam arti fisik.
“Karena itulah NU sejak awal sudah melakukan proteksi-proteksi terhadap keberlangsungan bumi dalam beberapa kajian di bahtsul masail. NU dalam memandang masalah lingkungan, perubahan iklim itu tidak hanya dari sisi sains atau rasionalitas, tetapi juga aspek spiritualitas. Bahwa dari sisi normatif, perlu dibangun bahwa manusia dan alam itu tidak bisa dipisahkan,” terangnya.
Persoalan mengenai perubahan iklim, juga dibahas dalam acara bertajuk 'NU, Kebijakan Lingkungan, dan Perubahan Iklim' tersebut. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) M Kholid Syeirazi ikut menegaskan perlunya keterlibatan NU dalam persoalan ini.
"NU mesti ikut memiliki andil di dalam konseptualisasi terkait dengan perubahan iklim, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan juga mempertimbangkan kemungkinan reduksi gas rumah kaca itu di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia," kata Kholid, yang ikut bergabung via ruang pertemuan Zoom.
Ia juga memaparkan beberapa kebijakan yang perlu ditempuh untuk mengurangi permasalahan yang disebabkan emisi Gas Rumah Kaca. Beberapa kebijakan itu antara lain optimalisasi Energi Baru Terbarukan (EBT), mengurangi PLTU, mempertimbangkan PLTN, gas sebagai transisi energi, dan penggunaan mobil listrik.
Sementara itu, Ketua PC Lakpesdam NU Kota Pekalongan Abdul Adhim menjelaskan bahwa kegiatan Kajian Tematik Ramadhan ini sudah berlangsung setiap tahun, sejak sekitar tahun 2012.
"Awalnya lebih kepada penguatan Aswaja, namun setiap tahun selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Tidak lain sebagai penguatan keilmuan pengurus NU dan kader NU. Ngaji pasanan sudah menjadi milik pesantren, maka PCNU Kota Pekalongan mengambil peranan lain melalui Ngaii Tematik, sesuai dengan perkembangan zaman," pungkasnya.
Kontributor: Khairul Anwar
Terpopuler
1
Tari dan Tayu, Sosok Kartini Kembar Fatayat NU dari Kendal
2
Darul Amanah FA Jaring Bintang Lapangan Lewat Seleksi Terbuka SSB dan Beasiswa 2025/2026
3
6 Fakta Sejarah RA Kartini yang Jarang Diketahui Publik
4
Peringati HKBN 2025, LPBINU Kudus Gelar Pelatihan Driver Perahu Karet untuk Perkuat Kesiapsiagaan Bencana
5
Tumbuhkan Jiwa Mandiri dan Disiplin, Santri Pesantren Salafiyah Kangkung Kendal Semarakkan Ekstrakurikuler Pramuka
6
Kemandirian Kader Jadi Sorotan Ketua PW Ansor Jateng dalam Halal Bihalal PAC Ansor Gringsing
Terkini
Lihat Semua