• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Regional

Muslimat NU Krapyak Semarang Dorong Kader NU Kuasai Ilmu Kesehatan

Muslimat NU Krapyak Semarang Dorong Kader NU Kuasai Ilmu Kesehatan
Ketua PR Muslimat NU Krapyak, Semarang Barat, Kota Semarang Hj Iswahani Heru (Foto: Dok)
Ketua PR Muslimat NU Krapyak, Semarang Barat, Kota Semarang Hj Iswahani Heru (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Sejalan dengan kesadaran akan pentingnya menguasai ilmu kesehatan perlu ditekankan kepada masyarakat, khususnya kader Nahdlatul Ulama (NU) agar kader-kader NU menguasai ilmu kesehatan. "Nahdliyin butuh kader-kader NU yang berkecimpung di dunia kesehatan," ujar Ketua PR Muslimat NU Krapyak, Semarang Barat, Kota Semarang Hj Iswahani Heru. 


Hal itu disampaikan Hj Iswahani Heru di sela halal bihalal kebangsaan di Universitas Widya Husada, Krapyak, Semarang Barat, Kota Semarang pada Sabtu (28/5) pagi. Dikatakan, kampus Universitas Widya Husada dulunya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan atau Stikes Widya Husada. Artinya kampus kesehatan telah melahirkan banyak orang yang mengabdi kepada masyarakat di bidang kesehatan.


"Apalagi saat pandemi kemarin, tentu lulusannya banyak berperan menangani virus yang menghebohkan dunia dua tahun ini," katanya.


Iswahani juga mengakui Universitas Widya Husada banyak berperan dalam pengabdian masyarakat melalui para lulusannya di rumah sakit, klinik, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), dan bahkan menjadi relawan di lembaga sosial.


"Kampus ini terbukti banyak menghasilkan orang yang berjasa, mengabdi kepada masyarakat," tuturnya.


Iswahani mengajak para ibu untuk lebih memperhatikan kesehatan dengan mendorong generasi muda NU sekolah kesehatan. "Warga NU harus ada yang mendorong putra-putrinya agar bisa menjadi dokter, perawat, bidan dan sebagainya," ucapnya.


Sebab lanjutnya, dengan banyaknya sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan akan menguatkan langkah NU Kota Semarang maupun Jawa Tengah untuk mendirikan klinik dan rumah sakit.


"Semakin banyak kader NU yang jadi tenaga kesehatan (nakes), maka peran NU di bidang kesehatan juga akan semakin besar. Jadi harapan memiliki rumah sakit NU juga perlu diimbangi dengan mendorong generasi muda jadi tenaga kesehatan," terangnya.


Disampaikan, selain Universitas Widya Husada juga ada Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) yang memiliki Fakultas Farmasi dan Fakultas Kedokteran. "Ada banyak pilihan kampus, termasuk Unwahas. Tapi yang jelas kita berharap mau kuliah di mana hasilnya ada banyak nakes NU, dan semakin banyak nakes NU," ungkapnya kepada NU Online Jateng, Ahad (29/5).


"Kita sudah ada Persatuan Dokter NU, Lembaga Kesehatan NU. Ini artinya NU sudah siap mewadahi kader NU yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan," imbuhnya.


Bahkan menurutnya, akan lebih baik jika dokter memiliki basis pendidikan pesantren, "Tentu tidak semua santri jadi kiai atau ustadz, harus ada yang jadi dokter seperti dokter Hakam (Muhammad Abdul Hakam) Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang," tuturnya.


Halal Bihalal Kebangsaan digelar Muslimat NU Krapyak dengan melibatkan banyak pihak sehingga pada pelaksanaannya dimeriahkan dengan bazar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta stand pemeriksaan kesehatan. 


Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Semarang, Hj Hevearita Gunaryati Rahayu, dan jajaran forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkompincam) Semarang Barat. "Insyaallah kita akan adakan acara seperti ini di lain kesempatan," ungkapnya.


Wakil Wali Kota Semarang Hj Hevearita Gunaryati Rahayu memuji langkah Pimpinan Ranting (PR) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang menggelar Halal Bihalal Kebangsaan di halaman Universitas Widya Husada, Krapyak, Semarang Barat.


"Ini (Halal Bihalal Kebangsaan) luar biasa. Ini untuk pertama kalinya ada halal bihalal kebangsaan di kelurahan," kata Ita, sapaan akrab Hevearita. "Di Kelurahan Krapyak ini bisa menyatukan semua agama. Warganya kompak, sangat luar biasa. Ini adalah bentuk miniatur kegiatan kebangsaan di Indonesia," pujinya.


Menurutnya, ini hal yang kecil, kalau di wilayah terkecil saja tidak kompak gak mungkinlah Semarang semakin hebat toleransinya. Wilayah kelurahan saja sudah seperti ini toleransinya, luar biasa. Tapi tetap harus dijaga.  


Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat


Regional Terbaru