Regional

Gus Said: Tradisi Pesantren Mengedepankan Adab di Atas Ilmu

Ahad, 1 Desember 2024 | 14:00 WIB

Gus Said: Tradisi Pesantren Mengedepankan Adab di Atas Ilmu

Foto bersama Gus Said dan PC LBM HIMASAL Kabupaten Brebes, pada Jumat (29/11/2024). 

Brebes, NU Online Jateng

Forum kajian kitab LBM Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL) Kabupaten Brebes menghadirkan KH Said Ridwan (Dzuriyah Lirboyo) sebagai Qori. Kitab Tasawuf karya Syekh Izudin menjadi kitab yang perdana dikaji dalam forum ini, pada Jumat (29/11/2024). 


Kitab ini tergolong antik karena belum semua pesantren Salaf mengkaji kitab yang kalimatnya sarat dengan makna kandungan yang sangat luas. Di Lirboyo sendiri, baru Gus Said yang membaca kitab tersebut yang diikuti oleh beberapa santri senior.


Pada kesempatan itu, Gus Said sapaan akrabnya memberikan komentar terhadap kitab Tasawuf karya Syekh Izudin yang dikaji di Masjid Jami Tegalglagah, Brebes. 


“Meskipun kitab tersebut belum banyak dikaji di lingkungan pesantren. Namun, isi kitab yang mengelaborasi konsep tauhid, tasawuf dan fiqih termasuk kitab Ihya Ulumuddin menjadi makanan pokok para santri. Kitab Syajaratul Ma’arif lebih ringkas dan mudah dipahami, diksi kalimat yang ringkas dalam kitab tersebut sesungguhnya memiliki kandungan makna yang mendalam,” kata Gus Said.


Lebih lanjut, pada kajian itu, Gus Said juga menyinggung tentang makna tasawuf. Ia mengungkapkan bahwa tasawuf menjadi prilaku untuk lintas profesi. Santri, kiai, pejabat, pedagang, petani dan lainnya, sebenarnya bersentuhan dengan prilaku tasawuf. Menurutnya, nilai-nilai kesabaran, kesederhanaan dan sikap qonaah menjadi bagian dari perilaku tasawuf yang bisa dilakukan oleh semua orang.


Terkait dengan tasawuf dan akhlak di Pesantren, Gus Said menandaskan bahwa tradisi pesantren lebih mengedepankan akhlak daripada ilmu. Ini artinya bahwa santri disamping mengkaji ilmu pengetahuan lewat kitab kuning, namun demikian akhlakul karimah lebih dititikberatkan. Oleh karena itu, prilaku hormat kepada guru dan masyayekh menempati posisi yang utama.


Menurutnya, hal ini menjadi pembeda antara pesantren dengan komunitas akademisi di luar pesantren yang mengedepankan kecerdasan intelektual. Pesantren Lirboyo yang memiliki marhalah Awal dan Tsani setara S1 dan S2, tetap mengutamakan akhlak dan etika sebagai santri yang menjadi perilaku utama.


“Adab, tata kerama atau akhlakul karimah bagi pesantren menjadi tradisi yang utama. Hormat kepada guru, mencari ridho guru dalam setiap langkah menjadi sikap yang dimiliki oleh santri. Oleh karena itu, meskipun Lirboyo dalam konteks pembelajaran sudah setara  dengan S1 dan S2, akan tetapi paradigma pemikiran santri tetap berpegang teguh kepada nilai-nilai akhlak,” pungkas Gus Said.


Kegiatan Pengajian Kitab Syajaratul Ma’arif wal Ahawl yang dilaksanakan oleh PC LBM HIMASAL diikuti oleh alumni Lirboyo Kabupaten Brebes, Penasehat PC HIMASAL Kabupaten Brebes KH Sobarudin, PAC HIMASAL tingkat kecamatan, beserta masyarakat lingkungan setempat di Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba.