Tokoh Muda NU Semarang Ingatkan Bahaya Komentar di Medsos Tanpa Ilmu
Jumat, 21 Maret 2025 | 10:30 WIB

KH Iman Fadhilah saat acara peringatan Nuzulul Qur'an dan Penutupan Forum Kajian dan Alaman Ramadhan di Ponpes Durrotu Aswaja, Banaran, Gunungpati, Kota Semarang, Kamis (20/3/2025).
Ahmad Rifqi Hidayat
Penulis
Semarang, NU Online Jateng -
Pengasuh pondok pesantren Al Fadhilah Semarang, KH. Iman Fadhilah, mengingatkan bahaya berkomentar di media sosial tanpa memiliki kompetensi yang memadai. Ia menyoroti fenomena banyaknya orang yang berbicara di luar bidang keahliannya, yang justru berpotensi menyesatkan publik.
"Jurusannya teknik mengomentari kesehatan, jurusannya kesehatan mengomentari ekonomi, dan sebagainya," ujarnya di hadapan ratusan santri yang juga mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam acara peringatan Nuzulul Qur'an dan Penutupan Forum Kajian dan Alaman Ramadhan di Ponpes Durrotu Aswaja, Banaran, Gunungpati, Kota Semarang, Kamis (20/3/2025).
Sebagai Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Kiai Iman menegaskan bahwa fenomena ini terjadi karena minimnya pembelajaran mendalam sebagaimana tradisi di pesantren. Ia mengutip petuah Imam Ghazali, "Rajulun laa yadri, wa annahu laa yadri annahu laa yadri" yang bermakna "Pemuda yang tidak tahu, dan tidak menyadari bahwa dirinya tidak memiliki ilmu."
Menantu dari almarhum KH. Syaikhun Ponpes Taqwal Ilah Meteseh, salah satu khalifah dari KH Mushlih untuk tarekat Qadiriyah wan Naqsyabandiyah, ini juga menekankan pentingnya riyadhah (latihan spiritual) dan tirakat sebagai jalan menginternalisasi ilmu ke dalam hati.
"Ilmu hanya dengan akal tidak cukup. Agar ilmu masuk ke hati, dibutuhkan riyadhah, mujahadah, dan tirakat. Sedikitkan tidur kalau ingin menjadi orang alim," pesannya kepada para santri.
Sebagai mantan Sekretaris Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah, ia juga mengingatkan agar mencari ilmu dengan niat yang tulus, bukan semata-mata mengejar peluang kerja.
"Jangan belajar hanya karena prospek kerja. Allah sudah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam surat Hud," tandasnya.
Sementara itu, KH. Agus Ramadhan, Pengasuh Ponpes Durrotu Aswaja, menyampaikan bahwa peringatan Nuzulul Qur'an ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan selama bulan Ramadhan, termasuk santunan yatim dan pengajian.
"Selama Ramadhan, kami mengajarkan kitab kuning sebagai tradisi pesantren salaf, juga menyediakan waktu khusus bagi santri yang mengambil program hafalan Al-Qur'an," jelasnya.
Terpopuler
1
Inilah Lokasi Sholat Idul Adha Jumat 6 Juni 2025 Wilayah Semarang Jawa Tengah yang Dilansir LD PCNU Kota Semarang
2
3 Amalan di Hari Tasyrik
3
Gandeng Ulama, Juleha Demak Gencarkan Edukasi Kurban Sesuai Syariat
4
Kurban Kambing Lebih Utama dari Sapi? Ini Alasannya!
5
KH Maslahuddin dan Warisan GERBUHU: Amalan Seribu Kulhu di Hari Arafah
6
Pastikan Kurban Sesuai Syariat, PCNU Magelang Gelar Pelatihan Juru Sembelih Halal
Terkini
Lihat Semua