• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Urgensi Ngaji Tafsir Jalalain bagi Kaum Milenial (2-habis)

Urgensi Ngaji Tafsir Jalalain bagi Kaum Milenial (2-habis)
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Adapun Jalaluddin As-Suyuthi banyak kalangan yang mendesaknya untuk melanjutkan menulis tafsir Imam Jalaluddin Al-Mahally. Pada tahun 870 Hijriah Jalaluddin As-Suyuthi menuliskan lanjutan tafsir pendahulunya yang konsepnya dapat diselesaikannya dalam waktu 40 hari, yaitu dari awal bulan Ramadhan sampai tanggal 10 bulan Syawal dan selesai sepenuhnya pada tahun 871 H. Berikut profil penulis Kitab Tafsir Jalalain


Biografi Jalaluddin Al-Mahally


Nama aslinya ialah Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ibrahim Al-Mahalli Asy-Syafi'i. Dilahirkan pada tahun 791 Hijriah di Mesir dan meninggal pada permulaan 864 Hijriyh. Beliau adalah seorang yang sungguh-sungguh menekuni berbagai ilmu agama, antar lain nahwu, sharaf, fiqih, usul fiqih, tauhid, dan mantiq. Berguru kepada al-Burhan Al-Bajuri, Al-Badr Mahmud Al-Aqsara'i, Al-A'la al-Bukhari, Asy-Syams Al-Basati, dan lainnya.


Di masanya adalah seorang alamah terkemuka, terkenal pandai dalam pemahaman masalah-masalah agama, sehingga sebagian orang menyebutnya sebagai orang yang memiliki pemahaman yang sangat brilian melebihi kecemerlangan berlian. Tapi dia sendiri mengatakan bahwa dirinya kurang mampu banyak menghafal. Jalaluddin Al-Mahally juga terkenal seorang ulama yang wara' dan saleh, selalu ber-amar ma'ruf nahi munkar, dan konsisten pada pemahaman salaf, meskipun harus mendapat cacian orang ketika membela perkara yang haq.


Jalaluddin Al-Mahally selalu berpegang teguh kepada kebenaran dalam menghadapi penguasa yang dzalim. Tidak terpengaruh oleh mereka meskipun sering datang mengunjunginya, bahkan mereka tidak diperkenankan masuk menemuinya. Suatu ketika Jalaluddin Al-Mahally ditawari jabatan qadhi terbesar di negerinya, tetapi tidak menerimanya. Dirinya lebih suka memegang majelis tadris fiqih di Al-Darquqiyyah dan Al-Muayyidiyah.


Kitab yang ditulisnya menjadi pusat perhatian banyak orang bahkan dijadikan sebagai pengangan mereka dalam belajar. Kelebihan kitab yang ditulis terletak pada gaya bahasanya sangat ringkas, ungkapannya fasih, uraiannya data-datanya lengkap dan terseleksi, dan penyelesaiannya sangat jelas. Di antara karya tulisnya ialah Syarah al-Minjah (tentang fiqih Syafi'i), Syarah Jam'ul Jawami' fil Usul, dan Syarah al-Waraqat (tentang ushul fikih); karya lainnya ialah tafsir ini.


Biografi Jalaluddin As-Suyuthi
     

Nama aslinya adalah Abul Fadl alias Abdurrahman ibnu Abu Bakar ibnu Muhammad As-Suyuthi, lahir pada Rajab tahun 848 Hijriyah, meninggal pada malam Jumat 19 Jumadil Ula tahun 911 Hijriyah. Ia seorang hafidz hadits, musnid, muhaqiq, dan sudah hafal Al-Qur'an ketika berusia 8 tahun, serta sudah banyak menghafal kitab karya para ulama di masanya.


Orang tuanya meninggal dunia ketika Jalaluddin As-Suyuthi berusia 5 tahun, lalu pengasuhannya diwasiatkan kepada beberapa ulama, antara lain Al-Kamal ibnul Hammam. Dirinya belajar dari banyak guru; menurut perhitungan muridnya yang bernama Ad-Daudhi, gurunya ada 51 orang dan hasil karyanya lebih dari 500 buah. Selain itu, Jalaluddin As-Suyuthi juga seorang yang piawai dalam kecepatan (menurut Ad-Daudi dalam satu hari pernah mampu menulis sebanyak tiga fel karya tulis).


Ketenaran hasil karyanya tidak tersembunyi lagi karena sudah menyebar ke seluruh kawasan Timur dan Barat dan diterima oleh banyak orang. Ketika usia 40 tahun, Jalaluddin As-Suyuthi istirahat dari kegiatan menulisnya dan mengisi sisa usianya hanya untuk beribadah kepada Allah swt. Sehingga tinggal di Raudatul Miqyas sampai meninggal dunia.


Metodologi  Memahami Tafsir Jalalain


Memahami Tafsir Jalalain ini alangkah baiknya untuk dapat mengetahui sepuluh permulaan agar dapat melihat persoalan-persoalan dengan pengetahuan yang mendalam. 

  1. Hadduhu (bingkainya) ini ilmu usul (dasar) untuk mengetahui makna kalamullah (arti firman Allah) dengan secara sungguh-sungguh dalam keterbatasan manusiawi (istitha'ah). 
  2. Maknahu (maknannya) secara etimologi pengambilan sesuatu yang telah terbuka (mukasifun). 
  3. Maudzuuhu adalah disasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur'an dengan sekalian memahami makna-maknanya. 
  4. Wadzi'uhu (sasaranya) dapat tertancapnya ilmu Rasulullah SAW sampai kini dengan secara tahqiq (nyata) sebagai mana yang Allah tunjukkan. 
  5. Istimdaduhu yaitu dari kitabullah dan sunatullah, perkataan sahabat, dan beberapa ulama ahli fushah dari orang Arab. 
  6. Ismuhu (namanya) kitab ini adalah kitab Tafsir. 
  7. Hukmuhu (hukumnya) mempelajari tafsir ini fardhu kifayah. 
  8. Masailuhu permasalahan-permasalahannya beberapa ketetapan dari sisi perintah dan larangan Allah, mauidzah atau nasehat dan sebagainya. 
  9. Wanisbatuhu (kategorinya) sesungguhnya ilmu ini adalah yang paling utama dalam ilmu syariat dan dasar-dasar mempelajari ilmu syariat. 
  10. Fa'idatuhu (faidah-faidahnya) mengetahui makna-makna firman Allah dengan secara sempurna. 


Yang paling perlu dimengerti adalah untuk keberuntungan dan kesuksesan dunia dan akhirat. Keberuntungan di dunia dapat menjauhi larangan Allah dan menunaikan perintah-perintahnya, sedangkan keberuntungan di akhirat adalah mendapatkan surga dan beberapa kenikmatan. Tafsir Jalalain adalah salah satu kitab tafsir dari sekian banyak kitab tafsir hasil karya tulis ulama terdahulu yang sangat populer hingga sekarang. 


Kitab tafsir ini termasuk kitab tafsir yang pembahasannya menjurus kepada penganalisaan segi asal-usul kata-katanya, susunan kalimat, dan segi bacaannya. Atau dapat dikatakan sebagai kitab tafsir yang melebihkan segi pembahasan ilmu sharaf, nahwu, dan qira'ahnya. Hal ini karena Al-Qur'an diturunkan dengan memakai bahasa Arab sehingga untuk memahami Al-Qur'an dengan pemahaman yang benar, kita dituntut untuk memahami faktor-faktor di atas sebagai modal dasarnya terlebih dahulu. Oleh karena itu, Kitab Tafsir Jalalain ini sangat cocok untuk para pemula yang ingin mendalami tafsir Al-Qur'an. 


Pentingnya Tafsir Jalalain di kaji pada kalangan milenial yang membutuhkan pemahaman dengan secara praktis. Sebab Tafsir Jalalain hanya menekankan pehaman ayat ayat Al-Qur'an  bil kalimat dengan menjelaskan i'rab kalimah secara tata bahasa dan pemahaman sastranya. Sehingga dapat dikatakan Tafsir Jalalain akan mengurai pemahan dasar tafsir billafdzi. Ada beberapa rangkaian yang menjelaskan asbabun nuzul ayat ayatnya sehingga akan mudah mengurai dengan rangkaian antara ayat satu pada ayat yang lainnya. Sampai pada akhirnya semoga para generasi milenial tidak enggan mengkaji tafsir ini dengan menukil salah satu doa nabi Ibrahim As terhadap para penerusnya:

 

ربناتقبل مناانك انت السميع العليم  ربناواجعلنامسلمين لك ومن ذريتينا امة مسلمة لك وارانا منا سكنا وتب علينا انك انت التواب الرحيم
 


KHA Munib Abd Muchith, Katib PWNU Jawa Tengah alumni Lirboyo 92 dan Pesantren Al-Itqon Bugen, Kota Semarang 
 


Opini Terbaru