Jamaah Yasinan: Tradisi Religius yang Mempererat Kerukunan Warga
Selasa, 4 Maret 2025 | 08:00 WIB
M Mughni Labib
Kolomnis
Tradisi membaca Surah Yasin pada malam Jumat atau yang dikenal dengan "Yasinan" telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, khususnya warga Nahdhliyin. Aktivitas ini tidak hanya memiliki dimensi spiritual, tetapi juga menjadi sarana mempererat hubungan sosial dalam masyarakat.
Sejarah Yasinan di Indonesia memiliki akar kuat dalam tradisi Islam dan budaya lokal Nusantara. Sebelum Islam menyebar, masyarakat telah mengenal ritual mendoakan arwah leluhur. Ketika Islam masuk melalui para wali dan ulama, tradisi ini disesuaikan dengan ajaran Islam, menggantikan doa tradisional dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an, khususnya Surah Yasin.
Tradisi ini kini menjadi kegiatan rutin yang memiliki banyak manfaat. Di wilayah Teluk, Purwokerto Selatan, jamaah Masjid Baiturrohim adalah salah satu komunitas yang aktif menggelar Yasinan setiap malam Jumat. Dipimpin oleh Ustadz Ari Ristianto, Al-Hafidz, kegiatan ini dilakukan secara bergilir di rumah warga.
Selain pembacaan Surah Yasin dan tahlil bersama, Ustadz Ari juga menyampaikan kajian kitab Tafsir Surah Yasin, memberikan pemahaman tentang makna dan keutamaan Surah Yasin serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sekitar 40 jamaah, dari berbagai kalangan, mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias.
Tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, Yasinan juga menjadi wadah silaturahmi dan kepedulian sosial. Jamaah sering berdiskusi tentang pengembangan fasilitas masjid, pendidikan madrasah, Raudlat Tarbiyatil Qur'an (RTQ), serta kegiatan sosial seperti santunan anak yatim dan bantuan untuk dhuafa.
Beberapa manfaat yang dirasakan masyarakat dari tradisi Yasinan antara lain:
- Menjalin Rasa Kekeluargaan
Pertemuan rutin ini menjadi ajang interaksi antarwarga tanpa memandang status sosial atau ekonomi.
- Mencegah Konflik Sosial
Diskusi dan musyawarah dalam pertemuan ini membantu menyelesaikan persoalan warga dengan cara damai.
Baca Juga
Pesantren dan Tuduhan Feodalisme
- Meningkatkan Kepedulian Sosial
Kegiatan sosial seperti santunan dan gotong royong mencerminkan kepedulian jamaah terhadap sesama.
Â
Salah satu jamaah, Aziz menyebutkan bahwa tradisi ini telah menjadi bagian dari kehidupan mereka. "Kami bukan hanya datang untuk membaca Yasin, tetapi juga mempererat kebersamaan. Setiap malam Jumat, kami bergantian menjadi tuan rumah, sehingga semua warga bisa merasakan manfaatnya," ujarnya.
Tradisi Yasinan bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga bentuk nyata dari nilai gotong royong dan harmoni sosial yang tinggi. Dengan melibatkan berbagai kalangan, tradisi ini tidak hanya memperkuat spiritualitas, tetapi juga membangun kebersamaan dan kepedulian.
Melalui Yasinan, masyarakat menunjukkan bahwa ibadah dapat menjadi medium untuk menanamkan nilai musyawarah, kebersamaan, dan keseimbangan sosial. Tradisi ini diharapkan tetap terjaga dan terus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang harmonis.
Referensi:
Abdullah, M. Amin. Islam dan Masyarakat: Refleksi Sosiologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018.
Maksum, KH. M. Syukron. Tradisi Keagamaan di Nusantara. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2020.
Terpopuler
1
Novian Adijaya Terpilih Aklamasi sebagai Ketua PR GP Ansor Jatilaba Tegal
2
Lewat KOIN NU, PRNU Desa Cerih Jatinegara Tegal Bantu Syariah Santri Madin dan TPQ
3
PR Sukun Kudus Santuni 700 Yatim di Pati, Sinergi Kebaikan di Bulan Ramadhan
4
Masjid di Jalur Mudik Diminta Buka 24 Jam, Dukung Pemudik dan Program Khataman Al-Qur’an Nasional
5
Tarhim Ansor di Tegal: Menebar Dakwah, Meneguhkan Bakti kepada Orang Tua
6
PMII Komisariat Gusdur Demak Resmi Dilantik, Siap Bergerak Lebih Progresif
Terkini
Lihat Semua