• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 15 Mei 2024

Opini

Islam Nusantara dan Rumah Besar NU

Islam Nusantara dan Rumah Besar NU
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Perkembangan khazanah ilmu manusia semakin dinamis melaju dengan peradaban manusia. Khazanah keilmuan menjadi pegangan yang dinamis, berubah, atau tidak statis. Pengetahuan berkembang, karena manusia terus berpikir inovasi dan kreatif menggali sebuah filosofi ilmu dalam kebudayaan. Kebudayaan manusia bagian dari terpenting yang melahirkan cabang ilmu  pengetahuan. 

 

Mencari hal-hal baru untuk kepentingan kebutuhan manusia itu sendiri, salah satunya berpikir dan menggali pengetahuan lama yang terpendam, menggali kembali pengetahuan menjadi sebuah pengetahuan baru, hal ini menunjukkan bagian kemajuan peradaban manusia yang cepat menyesuaikan atas kebutuhan zaman yang terus menggelinding. 

 

Berbicara pengetahuan, wacana Islam Nusantara (IN) yang digagas oleh para cendekiwan NU atas tantangan zaman yang terus berjalan, Islam nusantara (IN) lebih-lebih oleh PBNU sebagai rumah ulama NU di Indonesia pada salah satu muktamar NU. Walaupun di sana sini  masih banyak masyarakat yang  bertanya IN. Mulai dari definisi, hakekat, dan tujuan makna Islam Nusantara (IN). Masih ada pihak yang menganggap bahwa Islam Nusantara itu islam baru di Indonesia, ada juga anggapan Islam pembeda dari Islam yang sudah ada.  

 

Pada awal tahun 2000 an wacana Islam Nusantara ini sudah muncul, kemudian yang digagas oleh PBNU dan para ulama NU di Indonesia pada Muktamar ke-33 NU di Jombang 2016 lalu. Perlunya di sisi lain di kalangan akademisi Islam Nusantara menjadi keilmuwan kebudayaan Islam. Untuk itu dibutuhkan sosialiasi dan banyak diskusi tentang Islam Nusantara (IN) sampai akar rumput paling bawah. Pengetahuan Islam Nusantara sebuah keilmuwan Sosial Chalange sebuah kebutuhan pengetahuan yang sudah ada menjadi kaya dalam keilmuwan.     

 

Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta dengan jargon besar tulisan di depan kampus Knowledge Faith Wisdom membuka prodi sejarah kebudayaan Islam dengan konsentrasi Islam  Nusantara S1, S2 dan S3 ini menunjukkan kemampuan para intelektual muda NU ini terus di kader sebagai kader generasi sejarah kebudayaan yang paham akan tradisi lokal Indonesia.

 

Wacana Islam Nusantara (IN) pada diskusi pembukaan mahasiswa baru di kampus Unusia Jakarta awal 2021, dan 2022. selain  itu juga diskusi ilmiah bertaraf Internasional di PBNU para ahli pemikiran perguruan tinggi dan tokoh, dalam muktamar pemikiran dosen PMII di Tulungagung. Islam nusantara menjadi diskusi para dosen yang latar belakang NU dengan menghadirkan Ketua Umum PBNU Prof KH Said Aqil Siroj. 

 

Islam Nusantara, bukan hanya di kampus Unusia Jakarta, tetapi ada juga di kampus lain seperti UIN Yogyakarta dan juga ada lembaga riset Islam Nusantara (IN). Kini jika kita berselancar di dunia maya sudah banyak tulisan karya ilmiah, paper, tesis, sekripsi, dan jurnal yang mengangkat Islam Nusantara.

 

Menurut penulis, Islam Nusantara (IN) sebagai pengetahuan menggali identitas kebudayaan Islam di wilayah nusantara yang sudah mengakar sejak Islam masuk di kawasan Nusantara, Islam Nusantara merupakan strategi kebudayaan para Walisongo, ketika berdakwah Islam di kawasan Nusantara tidak meninggalkan kebudayaan asli masyarakat kawasan Nusantara. Justru kedatangan Islam di kawasan nusantara masuk menambah khazanah kebudayaan dan memperkuat dan memperkaya keilmuwan.   

 

Kenapa Islam Nusantara perlu diperkuat? Di sisi lain, Islam Nusantara sudah saatnya menjadi perubahan sikap ciri khas yang menyatu, Islam Nusantara (IN) dengan kepribadian, etika, identitas serta karakteristik masyarakat Nusantara.  Islam Nusantara (IN) juga menjadi keilmuwan baru sosial Chalange bagi para akademisi. Suatu saat Islam Nusantara (IN) akan menjadi kurikulum baru di bidang mata pelajaran sekolah formal baik dasar dan menengah.

 

Islam Nusantara (IN) bagian penggalian tradisi kebudayaan warisan NU yang meneladani juga cara dakwah Walisongo. Bagi penulis berbicara Islam nusantara tidak lepas dari substansi dakwah Walisongo dan dakwah para ulama NU, keduanya melahirkan ciri khas tradisi masyarakat kebudayaan Islam nusantara di wilayah nusantara pada umumnya dan Indonesia khususnya.    

 

 

Eko Wahyudi, Ketua Badan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Ketua Lembaga Ekonomi Pimpinan Ranting Ansor  Penyalahan, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal


Opini Terbaru