Ciptakan Alat Pengukur Suhu, SMKNU Ma’arif Kudus Banjir Orderan
Sabtu, 7 Agustus 2021 | 21:00 WIB
Kudus, NU Online Jateng
Pandemi yang belum juga usai disikapi Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama (SMKNU) Ma’arif Kudus dengan menciptakan alat pengukur suhu yang dinamai ‘Contactless Infrared Thermometer’.
“Saat ini ada 12 unit yang dipesan dari instansi sekolah-sekolah di Kudus, Jepara, dan Demak,” ungkap Kepala unit produksi Arif Zaenal Mubarok.
Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMKNU Ma’arif Kudus itu mengungkapkan, pada pembuatan tahap pertama dihasilkan 20 unit yang didonasikan kepada sekolah di Kota Kudus. “Pada minggu ini sudah berjalan donasinya, kira-kira sampai seminggu ke depan akan terselesaikan,” terangnya.
Ia mengaku, pembuatan alat tersebut sudah direncanakan sejak Mei lalu. Dilatarbelakangi saat persiapan sekolah tatap muka secara terbatas, yang akan membuat tim satgas merasa kelelahan saat mengecek suhu satu persatu.
“Kemudian kami coba berbicara dengan tim RnD UP dan tim dari 7 divisi untuk merancang thermometer tanpa petugas satgas dan bisa memberi informasi suhu normal atau tinggi kepada setiap orang yang masuk,” ungkapnya.
Menurutnya, riset dilakukan kurang lebih satu bulan. Kemudian dilakukan produksi dengan mendatangkan suku cadang dari berbagai kota di Indonesia. “Kami melibatkan siswa kelas 11 dan 12 untuk merakit dan dilanjutkan menginstal program. Membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikan setiap unitnya,” tutur Arif, Sabtu (7/8).
Arif Zaenal mengungkapkan, alat pengukur suhu dalam jarak 5-10 cm dari sensor itu dibandrol dengan harga 1.700.000 per unit. “Akan keluar suara alarm temperatur sensor yang memberi informasi dengan suara. Misal suhunya 37 derajat celcius muncul suara suhu anda normal, silahkan masuk dan terapkan prokes. Jika suhu di atas 37 C maka muncul suara suhu anda up normal, silahkan cek ulang kesehatan anda,” jelasnya.
Alat yang dilengkapi dengan kapasitas hand sanitizer 1.000 ml itu lanjutnya, murni rancangan SMKNU Ma’arif Kudus dengan pendampingan guru. “Kita di SMK berbasis riset, sehingga setiap tahunnya harus memiliki produk yang dihasilkan. Seperti dahulu di awal pandemi kita membuat 6 bilik desinfektan dalam satu bulan untuk didonasikan ke beberapa rumah sakit dan masjid,” pungkasnya.
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
5
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
6
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
Terkini
Lihat Semua