• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Obituari

Kesaksian Kolega Sosok Almarhum H Wakil Maghfur

Kesaksian Kolega Sosok Almarhum H Wakil Maghfur
Almarhum H Wakil Maghfur (Foto: Istimewa)
Almarhum H Wakil Maghfur (Foto: Istimewa)

Semarang, NU Online Jateng
Kabar meninggalnya aktivis NU Kota Semarang H Wakil Maghfur tepat di hari Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1442 Hijriah, Kamis (29/10) wafat, meninggalkan duka yang mendalam bagi warga NU Semarang dan sekitarnya, khususnya para kolega yang selama ini aktif di NU. Berikut kesaksiannya.

 

Ketua MP3I KH Muhammad Zaim Ahmad Ma'shum Lasem mengatakan, dirinya dan seluruh keluarga besar MP3I merasa sangat kehilangan atas berpulangnya sekretaris umum, Haji Wakil Maghfur. 

 

"Saya mengalami sendiri dan menyaksikan sendiri. bersama beliau selama lebih dari 15 tahun bahwa beliau benar-benar mengabdikan dirinya, mendedikasikan umurnya untuk kepentingan pesantren. Pokoknya tiada berhenti untuk pesantren," ujarnya. 

 

Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh mengatakan, dirinya mengenal Mas Apung (panggilan akrab Wakli Maghfur, red) sebagai aktivis yang gigih dan tulus. Perhatian kepada rekan dan kawan. Telaten memperjuangkan visinya. 

 

"Kami merasa sangat kehilangan, semoga Allah menerima amal-amal beliau dan keluarga serta handai taulannya diberi kesabaran. Putra-putrinya dijadikan generasi shalih-shalihah, berilmu, beramal, dan bermanfaat," tuturnya. 

 

Pengasuh Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang KH Yusuf Chudlori menyampaikan, Mas Apung yang dikenal, orangnya humble. Istilah Jawanya semanak, mudah begaul. Juga  rajin dan entengan. Mampu menjadi konsolidator.

 

"Beliau muter terus ke pesantren-pesantren dalam rangka pemberdayan pesantren dengan program pemberdayaan ekonomi. Kami  sungguh sangat kehilangan pejuang NU yang gigih luar biasa. Semoga amal perjuangannya membesarkan NU, menemani pesantren, memberdayakan pesantren betul-betul, diterima oleh Allah Subhanahu Wa Taala. Menjadi amal jihadan fi sabilillah," ucapnya. 

 

Pengajar di Pesantren Raudlatul Tholibin (TPI) Leteh, Rembang, Jawa Tengah KH Bisri Adib Hattani mengungkapkan, Mas Apung secara pribadi adalah orang yang grapyak. Tidak mau diruweti konflik tidak penting. Beliau banyak membantu pesantren, terutama saat harus berhubungan dengan pemerintah. 

 

"Pesantren-pesantren yang beliau bantu, terutama adalah pesantren kecil di desa-desa, yang umumnya kesulitan administrasi ala pemerintah," ungkapnya. 

 

"Beliau juga muhibbin (pencinta) kiai-kiai, sebagaimana bapaknya dan keluarganya. Beliau banyak membantu MP3I dan KH Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU periode 2000-2010), untuk program yang berkenaan dengan pesantren. Keikhlasan beliau luar biasa. Tergambar di antaranya wira-wiri Semarang-Lasem seorang diri, untuk sowan dan silaturahim dengan para kiai," kenangnya. 

 

Baca juga:  Innalillahi, H Wakil Maghfur Siradj Aktivis NU Semarang Wafat

 

Dewan Pengasuh Pesantren Ma’hadul Ilmi al-Syar’i (MIS) Sarang, Rembang KH Imam Baehaqi mengungkapkan, dirinya mengenal baik Mas Apung sejak awal aktif di NU dan di RMI Jawa Tengah. Di luar itu, dia aktif mengelola forum ulama dan habaib. Berikutnya, ketika para kiai mendirikan MP3I di Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur pada 2012, beliau adalah penggerak utama. 

 

"Telah banyak program pemberdayaan pesantren yang aktif dikelola oleh almarhum, termasuk program MP3I yang mengorganisir agar pesantren mendapat dana Bantuan Operasioal Pesantren (BOP) selama pandemi Covid-19. Yang saya salut dan sangat hormat kepada almarhum adalah beliau tidak pernah mengeluh dalam berjuang memberdayakan pesantren melalui organisasi. Terutama MP3I," ucapnya. 

 

"Kami sudah lama mendengat dia menderita penyakit paru-paru. Namun penyakitnya itu tidak pernah dia rasakan karena tenggelam dalam kesibukan mengurus pemberdayaan pesantren. Dia itu tipologi santri sejati yang selalu mendampingi para kiai dalam program-program sosial dan ekonomi. Banyak kiai yang terbantu oleh program-programnya. Dan dia sangat banyak dicintai oleh para kiai," sambungnya. 

 

Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kulonprogo, teman sekolah almarhum, Hidayatut Thoyyibah memberikan kesaksian, pihaknya berteman sejak kelas I Tsanawiyah hingga kelas III Aliyah, alias enam tahun kami berteman. 

 

"Di sekolah kami, Madrasah Mu’allimin Muallimat Rembang (M3R), Mas Apung sangat populer. Masuk dalam kelompok Gawagis (gus-gus) lah kalau sekarang. Beliau putranya Pak Siradj, kepala sekolah Madrasah Aliyah kami. Kami sempat berpisah setahun ketika jelang Aliyah, dia mendapat beasiswa ke Kuwait. Namun karena ada invasi Iraq lalu terjadi perang Teluk, dia kembali ke Rembang dan balik menjadi teman saya sekelas lagi," ucapnya.

 

"Mas Apung adalah penggagas reuni tahunan di madrasah kami. Dia pula yang menginisiasi grup alumni M3R, sehingga para alumni saling berkomunikasi dan saling dukung. Selamat jalan Mas Apung. Saya bersaksi, jenengan orang baik. Insyaallah surga tempatmu. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kesabaran dan keikhlasan," tuturnya. 

 

Hal yang sama diungkapkan Ketua PCNU Karawang, Jawa Barat Ahmad Ruhyat Hasby. Dirinya kenal almarhum Mas Apung belum lama. Tetapi saya merasakan betapa almarhum orang yang tanpa pamrih dalam menjaga silaturahim.

 

Penulis: M Ichwan
Editor: M Ngisom Al-Barony


Obituari Terbaru