Regional

Puluhan Ribu Jamaah Padati Haul Akbar dan Maulidurrasul di Pesantren Al Fithrah Semarang

Ahad, 10 Agustus 2025 | 21:00 WIB

Puluhan Ribu Jamaah Padati Haul Akbar dan Maulidurrasul di Pesantren Al Fithrah Semarang

Acara Majelis Dzikir Maulidurrasul SAW dan Haul Akbar pesantren Assalafi Al Fithrah di Meteseh, Semarang.

Semarang, NU Online Jateng 

Lautan manusia memadati halaman Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah di Jalan Prof Soeharso No. 99, Meteseh, Tembalang, Kota Semarang, Ahad (10/8/2025). Puluhan ribu jamaah dari berbagai penjuru daerah hadir untuk mengikuti Majelis Dzikir Maulidurrasul SAW dan Haul Akbar para masyayikh Al Fithrah yang digelar oleh Jamaah Al Khidmah.

 

Sejak pagi buta, arus jamaah dari arah timur, barat, utara, dan selatan mengalir menuju kompleks pesantren. Mereka datang dengan bus rombongan, mobil pribadi, bahkan sepeda motor, mengenakan pakaian putih dan berbalut sorban, sementara ibu-ibu tampak membawa kitab manaqib dan tasbih. Aroma minyak wangi khas majelis dzikir memenuhi udara.

 

Acara diawali dengan lantunan manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani yang dibaca secara khusyuk oleh para jamaah. Irama bacaan yang mendayu memantul di antara tenda-tenda besar yang dipasang untuk menampung ribuan peserta. Sesekali terdengar gumaman dzikir yang menyatu dengan suasana teduh pagi itu.

 

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, yang diwakili oleh Plt Kepala Biro Kesra Setda Provinsi Jateng Gunawan Sudharsono, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada jamaah yang hadir. Ia menjelaskan bahwa pemerintah provinsi tengah menjalankan program unggulan Pesantren Obah.

 

“Pesantren Obah adalah program prioritas untuk meningkatkan mutu pendidikan keagamaan di pesantren. Ada beasiswa santri ke luar negeri, insentif untuk penghafal Al-Qur’an dan guru agama, hingga bantuan sarana ibadah,” ungkap Gunawan.

 

Menurutnya, pembangunan Jawa Tengah yang luasnya luar biasa dan berpenduduk 32 juta jiwa memerlukan kerja sama semua pihak. 

 

“Kita tidak butuh superman, tetapi super team. Butuh kolaborasi, keroyokan bersama, dan pesantren adalah salah satu pusat kekuatan umat yang bisa menjadi motor penggeraknya,” tambahnya.

 

Ketua PW Jamaah Al Khidmah Jateng, H Amir Mahmud, menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya haul ini. 

 

Ia menegaskan bahwa kelanggengan Haul Akbar tidak lepas dari arahan dan motivasi pimpinan pusat tarekat, yang selalu memberikan panduan demi keberkahan acara.

 

Mauidhoh Hasanah disampaikan oleh Habib Jindan bin Novel. Dalam ceramahnya, ia mengutip ayat Al-Qur’an yang memerintahkan umat untuk mengikuti jalan orang-orang yang selalu inabah (kembali kepada Allah) dan ahlil khusyuk. 

 

“Itulah jalan yang ditempuh para guru kita, seperti Kiai Usman, Kiai Asrori, yang mengikuti jejak Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, para auliya, para shalihin, hingga jalannya Nabi Muhammad SAW,” terangnya.

 

Allah Ta'ala di dalam Al-Qur'an, dijelaskan bagaimana menanam di dalam hati kita, di dalam hati umat Islam untuk mengidolakan mencintai mengagungkan para kekasih-kekasih Allah sehingga di dalam Al-Qur'an penuh dengan sebutan para kekasih Allah.

 

Sehingga Allah ta'ala menyatakan di dalam Alquran, Al-Kahf 12:

 

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ

 

naḫnu naqushshu ‘alaika naba'ahum bil-ḫaqq

 

Artinya: Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya.

 

Dalam Shahih Bukhari pun banyak bab khusus tentang manaqib, mulai dari Hasan dan Husain, Abdullah bin Abbas, hingga para sahabat Anshar.

 

Habib Jindan menekankan pentingnya sanad dalam meriwayatkan kisah para wali. “Sanad adalah bagian dari agama. Tanpa sanad, orang bisa bicara semaunya. Ceritakan manaqib berdasarkan sumber yang jelas, dari siapa kita mendengar, kepada siapa disandarkan, dan jangan pernah mengarang,” pesannya.