• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 3 Mei 2024

Nasional

Teladani Mbah Hasyim, Rais NU Jateng Wanti-wanti Prioritaskan Program Pertanian

Teladani Mbah Hasyim, Rais NU Jateng Wanti-wanti Prioritaskan Program Pertanian
Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh (dua dari kanan) pimpin panen perdana padi organik di Blora (Foto: NU Online/Samsul Huda)
Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh (dua dari kanan) pimpin panen perdana padi organik di Blora (Foto: NU Online/Samsul Huda)

Batang, NU Online Jateng
Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari atau Mbah Hasyim sangat memperhatikan pertanian. Bahkan, kakek mendiang Presiden keempat Republik Indonesia yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga menyebut petani sebagai penolong negeri. 

 

Meneladani Mbah Hasyim, Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shadaqah mewanti-wanti program NU untuk memperhatikan pertanian. "Kami dipesan para sesepuh untuk memperhatikan pertanian, program pertanian ini perlu menjadi prioritas kebijakan pengurus NU. karena hasil pertanian merupakan makanan pokok masyarakat," kata Kiai Ubaid.

 

Pengasuh Pesantren Al-Itqon Bugen Tlogosari, Kota Semarang menyampaikan hal itu dalam Halaqah dan Ngopi Bareng yang diikuti perwakilan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) se-Jateng di Limpung, Batang, Jawa Tengah, Ahad (22/11).

 

"Artinya, sambungnya jika nutrisi yang dibutuhkan masyarakat tidak tercukupi, maka daya tahan tubuh akan menurun. Insyaallah, ilmu pertanian termasuk ilmu yuntafa'u bih, ilmu yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Tentunya yang lebih mengerti tentang pertanian adalah para petani, sehingga keberadaan petani perlu mendapat advokasi yang baik dari LPPNU," tambahnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Ketua PWNU Jateng KH Muhammad Muzamil mengatakan, kalau dikalkulasi secara matematis, biaya pengeluaran untuk pertanian tidak sebanding dengan yang diperoleh. Dicontohkan anggaran mengolah tanah, pengadaan bibit, pupuk, perawatan, dan sebagainya. Namun saat panen tiba, belum tentu menguntungkan.

 

"Karena hasil pertanian dan penjualannya sering fluktuatif. Kadang berhasil baik, kadang tidak. Namun Alhamdulillah, kehidupan para petani dan buruh tani menjadi lebih barakah," ucapnya.

 

Prioritas program NU pada pertanian bukannya tanpa sebab. NU harus membina, dan memberdayakan warganya. Terlebih dengan jumlah petani di Jateng sekitar 2,8 juta jiwa. "Tentunya tidak bermaksud apa-apa, sebagian besar diantara mereka adalah Nahdliyin," ujarnya.

 

Untuk itu ia berharap agar pengurus LPPNU Jateng dapat memberikan alternatif solusi agar produktivitas kerja petani bertambah jumlah dan kualitasnya yang lebih baik.

 

Sementara itu, Ketua LPPNU Jateng KH Suroso Abdurrozaq mewacanakan gerakan budaya tani yang religius sesuai ajaran ulama Ahlussunnah wal Jamaah.

 

"Bagaimana kita mendorong petani yang aswaja, mampu bertani sesuai ajaran Aswaja. Misalnya dahulu, para petani sebelum menanam tanaman berwudhu terlebih dahulu. Kemudian mengadakan acara selamatan, sehingga hasilnya barakah, menghasilkan kebaikan-kebaikan. Sebagai warga NU, kita harus bisa menindaklanjuti dawuh-dawuh para kiai," jelasnya.

 


Kontributor: Atsnal
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat


Nasional Terbaru