• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 7 Mei 2024

Nasional

Silatnas III di Semarang, Ini Peran Bu Nyai Nusantara dari Ekonomi Sampai Kekerasan Seksual

Silatnas III di Semarang, Ini Peran Bu Nyai Nusantara dari Ekonomi Sampai Kekerasan Seksual
Ketua SC Silatnas 3 Bu Nyai Nusantara, Nyai Hj Nawal Nur Arafah Taj Yasin (Foto: NU Online Jateng/Rifqi)
Ketua SC Silatnas 3 Bu Nyai Nusantara, Nyai Hj Nawal Nur Arafah Taj Yasin (Foto: NU Online Jateng/Rifqi)

Semarang, NU Online Jateng
Ketua Sterring Commitee (SC) Silatnas III Bu Nyai Nusantara, Nyai Hj Nawal Nur Arafah Taj Yasin mengatakan, kegiatan di Kota Semarang ini merupakan kelanjutan dari Silatnas pertama di Surabaya dan kedua di Lampung. 


Silatnas secara berurutan fokus membahas isu strategis yang mengangkat peran dan eksistensi bu nyai dan ning di pesantren dan masyarakat.


"Mudah-mudah ini bisa jadi pemantik semangat kita untuk bersinergi dan berkontribusi mendukung kerja-kerja Nahdlatul Ulama (NU)," tutur Ning Nawal, sapaan akrab dia dalam jumpa pers usai pembukaan, Senin (7/11/2022).


Ning Nawal melanjutkan, Silatnas III Bu Nyai Nusantara diharapkan bisa menghasilkan solusi tentang peran dan eksistensi bu nyai dan ning di berbagai bidang. Dia sebutkan peran dalam sosial, pendidikan, ekonomi, agama, dan budaya. 


"Untuk itu, selama 2 hari para bu nyai dan ning akan mengikuti halaqah dan fokus grup diskusi (FGD). Kita bisa menyusun strategi dengan banyak sekali diskusi untuk meneguhkan peran para bu nyai dalam menyikapi isu-isu sosial keagamaan yang berkembang belakangan ini," ujarnya.


Lebih jauh Ning Nawal menerangkan, Halaqah Nasional mengusung tema 'Menyongsong 1 Abad NU Perempuan Pesantren Bergerak dan Bersinergi dalam Membangun Peradaban Dunia' menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. 





"Antara lain Menteri ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia (RI), Hj. Ida Fauziyah sebagai keynote speak, Nyai Hj Hindun Anisa sebagai narasumber FGD terkait kasus kekerasan terhadap santri putri. Sedangkan peran bu nyai dalam membentuk peradaban dunia akan hadir mantan Duta Besar (Dubes) RI untuk Aljazair, Hj Safira Rosa Machrusah sebagai pemateri pemantik.


Silatnas III Bu Nyai Nusantara juga fokus menanggapi isu terkini tentang kekerasan seksual pada santri putri. "Bu Nyai sebagai ulama perempuan dan pengasuh pesantren putri punya peran yang penting dalam melindungi para santriwati," kata Ning Nawal.


Bahkan lanjutnya, upaya melindungi dari kekerasan bagi santriwati mulai terlaksana dengan adanya program-program di pesantren putri. "Ada program pesantren ramah anak, Alhamdulillah seperti pesantren putri di Rembang, bisa membangun disiplin dan pola pencegahan (kekerasan) sudah ada," katanya.


Selain itu, banyak juga pesantren yang sudah merespons tentang kekerasan seksual dengan membentuk posko krisis senter yang terintegrasi baik dari sisi korban dan pelaku. "Sudah dimulai Bu Nyai ada advokasi dengan membentuk posko krisis senter yang tak hanya diakses oleh para santri juga masyarakat umum," katanya.


Masih dalam jumpa pers, Pengasuh Pesantren Hasyim Asy'ary Bangsri Jepara, Nyai Hj Hindun Anisah menambahkan, sudah ada pesantren di Jatim dan DIY yang menerapkan program pesantren ramah anak dan posko krisis senter.


"Di Jatim ada membuat 40 posko pesantren ramah anak, di DIY membuat posko bisa untuk mensupervisi baik dari pelaku dan pendampingan korban," katanya.


Bahkan, kata Nyai Hindun kerja sama advokasi pendampingan santriwati korban kekerasan seksual juga menggandeng Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang ada di kabupaten dan provinsi setempat.


Silatnas III Bu Nyai Nusantara diikuti hampir 400 Bu Nyai dari berbagai pesantren yang ada dalam naungan Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) dari seluruh Indonesia. "Rekomendasi akan diserahkan ke PBNU, pemerintah dan instansi, termasuk RMI dan pesantren," pungkas Ning Nawal. 


Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat


Nasional Terbaru