• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Nasional

Refleksi Pemikiran Gus Dur; Unik, Pemberani, dan Membumi

Refleksi Pemikiran Gus Dur; Unik, Pemberani, dan Membumi
Lakpesdam PCNU Kabupaten Pekalongan menggelar haul dan refleksi pemikiran Gus Dur (Foto: Dok.)
Lakpesdam PCNU Kabupaten Pekalongan menggelar haul dan refleksi pemikiran Gus Dur (Foto: Dok.)

Pekalongan, NU Online Jateng
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pekalongan menggelar haul ke-13 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berisi tahlil, doa dan refleksi pemikiran Gus Dur dengan tema 'Gus Dur dan Intelektualitas Kaum Santri', pada Jum’at (30/12/2022), di Aula Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kajen, Kabupaten Pekalongan.

Ketua PCNU Kabupaten Pekalongan KH Muslih Khudlori menyampaikan bahwa Gus Dur ini sosok yang unik, pemberani dan membumi. “Unik di sini, Gus Dur memiliki pemikiran yang jauh ke depan. Semisal soal agama, beliau ini bisa mengayomi semua agama bahkan aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, sehingga gelar bapak pluralisme menjadi julukannya," kata Kiai Muslih.

Selain itu Gus Dur juga merupakan sosok pemberani. Apa yang menurutnya benar, berani untuk disampaikan, meskipun saat itu berhadapan dengan penguasa otoriter. "Gus Dur juga membumi, ia bisa bergaul dengan siapa pun, semua kalangan bisa merasa dekat, apalagi dengan diiringi guyonan yang menyegarkan,” terangnya.

Dalam sesi refleksi pemikiran Gus Dur ini, menghadirkan dua orang pembicara lainnya, yakni anggota DPR RI H Bisri Romli dan Arif Chasanul Muna.

Pembicara pertama, H Bisri Romli yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Pekalongan menjadi saksi pada saat Muktamar ke-29 NU di Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat tahun 1994

Disampaikan, tekanan penguasa saat itu sangat kuat untuk mengganti Gus Dur dari Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

“Bahkan, saat itu Ketua-ketua PCNU diberi hadiah haji gratis oleh penguasa agar tidak memilih Gus Dur pada muktamar Cipasung. Namun, alhamdulillah atas ridha Allah SWT, Gus Dur terpilih kembali,” ungkapnya.

Sedangkan pembicara kedua, Arif Chasanul Muna menceritakan saat ia masih sekolah di tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kudus pada tahun 1990-an, ada acara haul KHR Asnawi yang menghadirkan Gus Dur sebagai pembicara.

Menurutnya, cara Gus Dur membangkitkan semangat warga NU dengan menyampaikan ibarat pendek dari kitab Fathul Mu’in pada bab jihad. “Jihad itu fardhu kifayah dalam setiap tahun. Ada 3 (tiga) fardhu kifayah yang harus dilakukan Warga NU, Pertama, mengajarkan hujjah-hujjah keagaman dan ilmu syariat, alhamdulillah NU punya banyak pesantren yang fokus mengajarkan Ilmu agama seperti akidah, fiqih dan akhlak," ucap Arif, menirukan perkataan Gus Dur kala itu.

Berikutnya, yang kedua, melindungi atau menjauhkan hal-hal yang bisa membahayakan orang-orang yang harus dilindungi, seperti orang muslim, kafir mu’ahad, kafir musta’man yang lapar.

"Intinya harus memperhatikan persoalan ekonomi bukan hanya untuk orang Islam saja kebutuhan pangan itu harus terpenuhi, kebutuhan pakaian juga harus terpenuhi, bahkan dalam kitab I’anatut Tholibin lebih jauh lagi bahkan untuk membayar Dokter, membeli obat itu merupakan Fardhu Kifayah bagi umat Islam.

Lalu, jihad yang ketiga adalah amar makruf. Saat menyampaikan ini, kata Arif, Gus Dur berbicara soal politik, yakni jalur paling efektif untuk melakukan amar makruf nahi munkar adalah dengan jalur politik.

Disampaikan, dari referensi kitab Fathul Muin dan I'anatut Tholibin ini, Gus Dur memberikan penekanan bahwa Nahdlatul Ulama harus sesegera mungkin bangkit di bidang ekonomi supaya warganya makmur dari sisi pangan, sandang dan juga kesehatan termasuk membangun rumah sakit dan universitas.

Kepada NU Online Jateng, Ketua Lakpesdam NU Kabupaten Pekalongan Abdul Adhim menjelaskan, pemikiran Gus Dur sangat luar biasa. “Pemikiran Gus Dur ini yang kadang-kadang di luar nalar kita sebagai manusia biasa, melesat jauh beberapa langkah dari yang kita pikirkan, butuh pelan-pelan untuk memahaminya, tidak bisa serta merta menelah mentah-mentah statemen yang disampaikan Gus Dur ini,” ucapnya.

Dikatakan, dari refleksi pemikiran Gus Dur ini kita bisa meneladani. “Sudah sepatutnya kita sebagai generasi muda untuk meneladani dan mencontoh apa yang sudah dilakukan Gus Dur,” pungkasnya.

Pengirim : Muhammad Arif Ma’sum​​​​​​​


Nasional Terbaru