Pesan Gus Mus dalam Pilkada 2024: Hindari Konflik dan Perpecahan
Rabu, 27 November 2024 | 17:00 WIB
Husna Mahmudah
Kontributor
Purworejo, NU Online Jateng
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri menyampaikan pandangan terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Menurutnya, bahwa momentum pilkada telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia, sehingga seharusnya berjalan dengan damai dan penuh kegembiraan. Hal itu disampaikan dalam program program Gethok Tular Demokrasi yang diselenggarakan oleh KPU Jawa Tengah pada Rabu (27/11/2024).
“Kita sudah terbiasa, masyarakat sudah biasa, ini sudah berkali-kali, datang ke TPS nyoblos pilihannya,” ungkapnya di Youtube KPU Jateng.
Gus Mus sapaan akrabnya, mengingatkan pentingnya menggunakan hak pilih dengan bijak, berdasarkan penilaian rasional terhadap visi, misi, dan program para kandidat. "Jadi kalau tidak memperhatikan, ya nanti nyoblosnya hanya thiri-thiri saja," tegasnya.
Pengasuh Pesantren Raudlatul Thalibin juga menyoroti peran KPU dalam memberikan ruang kampanye dan debat kandidat sebagai kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal para calon pemimpin lebih dekat.
"Makanya ada yang namanya kampanye, debat kandidat dan segala macam, itu kan untuk menunjukkan kepada masyarakat, sebenarnya apa sih program-program, visi misinya para calon-calon ini," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Anggota KPU Jawa Tengah, Muhsin Aisha memperkenalkan tagline Pilkada 2024, “Luwih Bejik, Luwih Nyenengke”. Muhsin meminta pandangan Gus Mus terkait penyelenggaraan pilkada dalam konteks budaya dan agama. Menanggapi hal tersebut, Gus Mus menegaskan bahwa pilkada sebagai pesta rakyat harus mencerminkan kegembiraan, bukan memicu permusuhan.
"Pesta rakyat, yang namanya pesta, harus menggembirakan, rakyat harus gembira," ujar Gus Mus.
Ia juga mengingatkan para kandidat untuk menjadi pemimpin bagi semua rakyat, tanpa membedakan pendukung maupun yang bukan pendukung.
"Bagi mereka yang menjadi kandidat itu harus ditanamkan bahwa yang memilih ini adalah rakyatnya semua, baik yang memilih dia atau memilih kandidat lain, sehingga kalau jadi tidak pilah-pilih,” pesan beliau.
Gus Mus menyoroti pentingnya menghindari konflik berkepanjangan akibat perbedaan pilihan. Menurutnya, perbedaan adalah hal yang wajar, namun harus segera diakhiri begitu pilkada selesai. "Mereka mungkin ramai sebentar, setelahnya guyup lagi. Kalau sampai kerengan jutakan, itu kan zaman kuno," jelasnya.
Lebih lanjut, Ia juga menekankan pentingnya mendukung siapapun yang terpilih sebagai pemimpin. “Bahwa ini memilih pimpinan kita, dari kita, untuk kita,” imbuhnya.
Sebagai penutup, Gus Mus berpesan kepada KPU Jawa Tengah agar memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga proses pilkada dari praktik negatif seperti kampanye hitam. "Pujilah milik sendiri itu setinggi langit, tidak masalah, asal tidak lalu menghujat pilihan orang lain," pesannya.
Gus Mus menganalogikan sikap tersebut seperti memuji pasangan sendiri tanpa merendahkan pasangan orang lain. Pesan ini mencerminkan harapan agar pilkada benar-benar menjadi ajang demokrasi yang mencerminkan kedewasaan dan kebersamaan masyarakat.
Terpopuler
1
Kiai Abdan Koripan Magelang, Sang Jurkam NU
2
NU Peduli Lasem Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Gubug, Grobogan
3
Biro Infokom Banser Tegal Gelar Kopdar, Bahas Penguatan Komunikasi dan Kesiapsiagaan
4
Ketua Baru PR GP Ansor Karangasem Tegal Terpilih, Siap Wujudkan Pemuda Maju dan Berkhidmat
5
Lakpesdam PWNU Jateng Gandeng PCNU Kota Semarang Gelar Forum Kader NU Jateng yang Perdana
6
Lakmud PAC IPNU-IPPNU Gebog: Bangun Kontinuitas Trilogi untuk Gebog Berdedikasi
Terkini
Lihat Semua