• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 30 April 2024

Nasional

PBNU: Nahdliyin Kuliah di Perguruan Tinggi NU Wajib Hukumnya

PBNU: Nahdliyin Kuliah di Perguruan Tinggi NU Wajib Hukumnya
Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori (tengah) saat hadir di STAINU Purworejo (Foto: NU Online Jateng/Rohadi)
Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori (tengah) saat hadir di STAINU Purworejo (Foto: NU Online Jateng/Rohadi)

Purworejo, NU Online Jateng 
Puncak peringatan Hari lahir (Harlah) ke 48 Tahun, Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo menyelenggarakan sarasehan nasional menghadirkan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Said Asrori dengan mengusung tema 'Penguatan Manajemen Institusi Menuju Perguruan Tinggi NU Berdaya Saing'. 


Acara juga sekaligus peluncuran buku 'Jejak Moderasi Beragama di Tanah Jawa: Menyingkap Tokoh Penyebar Islam dan Strategi Pengembangan Desa Wisata Edukatif di Kabupaten Purworejo'. 


Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori menyampaikan pesan kepada warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk menyekolahkan putra-putrinya sekolah di lembaga yang dikelola NU wajib hukumnya, termasuk kuliah di Perguruan Tinggi NU. 


"Sudah banyak terjadi warga NU putra-putrinya tidak disekolahkan di NU, sementara warga yang selain NU tidak pernah menyekolahkan di lembaga milik kita. Di mana ini merupakan fiqrah NU," jelasnya, Kamis (10/3). 


Dalam kesempatan itu, KH Said Asrori mengucapkan selamat berharlah ke 48 tahun STAINU Purworejo. Semoga cita-citanya tercapai untuk meningkatkan statusnya menjadi Universitas Nahdlatul Ulama. 


"Alhamdulillah STAINU Purworejo statusnya sudah resmi di bawah LPTNU dan tanahnya juga sudah jelas, semoga pewakafnya mendapatkan pahala sedekah jariyyah terus menerus," pesannya. 


Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Purworejo KH Farid Solihin mengucapkan syukur Alhamdulillah di Purworejo bediri kampus STAINU yang sudah cukup lama, bahkan sempat mengalami pasang surut perkembangannya. 


"STAINU Purworejo sekarang sudah resmi dibawah naungan PBNU. Semoga hal ini bisa mempercepat perubahan status dari STAINU menjadi UNU," ujarnya. 


KH Farid Solihin meminta dukungan semua pihak untuk ikut andil dalam rangka menyukseskan perkuliahan STAINU Purworejo. 


"Kewajiban PCNU memberi kontribusi, di Purworejo sendiri ada 21 lembaga salah satunya adalah LPTNU sendiri. Oleh karena itu, kita menjembatani memberi tahu untuk warga NU dikuliahkan di STAINU Purworejo," ucapnya. 


Ketua STAINU Purworejo Mahmud Nasir menjelaskan, STAINU Purworejo lahir pada 6 Maret 1974. Awalnya bernama Perguruan Tinggi Islam Imam Puro (PTIIM) yang didirikan oleh para tokoh muasis yaitu tokoh-tokoh NU di Kabupaten Purworejo. Bertujuan melestarikan ajaran Islam ala tAhlussunnah Wal Jamaah, merawat Islam, mengembangkan nilai-nilai kebinekaan, kebangsaan, serta merawat budaya. 


"STAINU Purworejo merupakan perguruan tinggi NU yang sangat bangga mencantumkan nama besar organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama sejak awal tahun 1980 an," jelasnya. 


Nasir menyampaikan, seiring berjalannya waktu STAINU Purworejo pada tahun 2015-2016 dengan bentuk reformasi kebijakan awal perbaikan tercatat sesuai dengan Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT). 


"Pada tahun 2015-2016 inilah menjadi pijakan awal mutu secara internal dan eksternal institusi melalui SNPT," jelasnya. 


Dijelaskan, STAINU Purworejo di bawah naungan penuh badan perkumpulan Nahdlatul Ulama dan berbadan hukum di bawah LTPNU mulai tercapai pada tahun 2021. "Di mana SSTAINU Purworejo merupakan perguruan tinggi Islam harus mengambil peran pendidikan Islam di Kabupaten Purworejo," pungkasnya.


Kontributor: Achmad Rohadi
Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru