• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 15 Mei 2024

Nasional

HUT KE-77 RI

Katib PBNU: Ini Cara Pemuda Mensyukuri Bulan Kemerdekaan

Katib PBNU: Ini Cara Pemuda Mensyukuri Bulan Kemerdekaan
Katib PBNU KH Asrorun Niam Sholeh (kanan) di Pesantren Besongo, Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/Imam Mawardi)
Katib PBNU KH Asrorun Niam Sholeh (kanan) di Pesantren Besongo, Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/Imam Mawardi)

Semarang, NU Online Jateng
Katib pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Asrorun Niam Sholeh mengatakan, bulan kemerdekaan Indonesia adalah suatu momentum untuk merefleksikan diri dan mensyukuri. Bagi generasi muda, memanfaatkan waktu dan kesempatan adalah salah satu cara mensyukurinya.


“Hidup dan mati itu ‘given’ tapi untuk menjadi sesuatu itu perlu adanya ikhtiar atau usaha kita untuk mewujudkannya,”  ungkapnya di Pesantren Darul Falah Besongo, Kota Semarang, Kamis (18/8/2022).


Oleh karena itu lanjutnya, pemuda harus memiliki desain sebagai planning serta strategi untuk mewujudkan cita-cita itu. Sehingga waktu dan tenaga yang hilang bisa maksimal dan bermanfaat.


“Jangan sampai kita semua punya cita-cita yang abstrak atau tidak jelas. Hal ini diibaratkan seperti seorang penggembala yang meninggalkan kambingnya di padang rumput tanpa adanya arahan,” tegasnya.


Mengutip salah sebuah syair Niam yang juga Pengasuh Pesantren An-Nadhlah Depok, Jawa Barat itu menjelaskan, engkau berharap sukses dan berhasil namun tak menempuh jalannya. Ketahuilah, tak ada kapal yang bisa berlayar di atas daratan. 





Kontribusi Pemuda untuk Indonesia


Sejak dulu generasi muda sudah banyak andil untuk Indonesia. Salah satunya pada momen resolusi jihad. Ada Bung Tomo yang mampu membakar semangat para pemuda dan banyak santri yang ikut berperang saat mengusir penjajah.


“Kita perlu membaca sejarah kepahlawanan dari kacamata pemuda. Agar pemuda dapat menemukan esensi dari sejarah tersebut dan nantinya dapat berpartisipasi untuk bangsa ini,” ungkap aktivis 98 itu.


Menurutnya, meski sebagai pemuda kita dituntut untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. Tapi jangan sampai aktivitas organisasi membuat kita terlena dari belajar formal (pengembangan kapasitas intelektual) yang sudah menjadi kewajiban kita.


"Orang sukses itu biasanya yang mampu menyeimbangkan antara keduanya. Baik organisasi maupun akademiknya," terangya.


Dalam berorganisasi sambungnya, manusia sedang melakukan pemenuhan dengan kapasitas sosial atau interpersonalnya. Sedangkan dengan belajar formal termasuk peningkatan skill adalah kemampuan personal yang juga sangat diperlukan.


"Maka, sehebat apapun kapasitas personal kita tapi kalau tidak punya media atau cara untuk menyampaikannya itu kurang sempurna. Dan kalau aktif berorganisasi tapi kurang kemampuan personal dan individunya juga akan rusak," ucapnya.


Pengasuh Pesantren Darul Falah KH Imam Taufiq menjelaskan, santri sekarang harus mampu memaksimalkan relasi dan interaksi kepada siapa saja untuk membangun koneksi. "Santri sekarang harus banyak relasi, agar ke depannya bisa mudah untuk menggapai apa yang dicita-citakan," pungkasnya.


Turut hadir dalam acara tersebut, Prof KH Imam Taufiq juga KH Abdullah Mas’ud Ketua PCNU Taggerang Selatan.


Pewarta: Imam Mawardi
 


Nasional Terbaru