• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 28 April 2024

Nasional

Ini Penyebab Mengapa Idul Adha di Indonesia dan Saudi Berbeda 

Ini Penyebab Mengapa Idul Adha di Indonesia dan Saudi Berbeda 
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Jakarta, NU Online Jateng
Idul Adha 1444 H jatuh di hari yang berbeda antara di Indonesia dan Arab Saudi. Di Indonesia hari kesepuluh bulan Dzulhijjah itu akan dirayakan pada Kamis, 29 Juni 2023 berdasarkan itsbat yang disampaikan Wakil Menteri Agama H Zainut Tauhid Sa’adi pada Ahad (18/6/2023).


Sedangkan Idul Adha di Arab Saudi dirayakan di hari sebelumnya, Rabu, 28 Juni 2023.   Pun hari Arafah 1444 H ini otomatis berbeda. Di Arab Saudi, hari Arafah dan wukuf para jamaah haji akan dilakukan pada Selasa, 27 Juni 2023. Sementara hari Arafah di Indonesia akan terjadi pada Rabu, 28 Juni 2023 saat di Arab Saudi sudah hari raya Idul Adha.


Ketua Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sirril Wafa menjelaskan, perbedaan tersebut dipengaruhi lokasi yang berdampak pada waktu ijtimak, fase bulan mati yang terjadi di setiap tanggal 29 bulan Hijriah.    


“Jam terjadinya Ijtimak akan berbeda-beda sesuai waktu setempat,” katanya dikutip dari laman nu.or.id Jumat (23/6/2023). 


Kiai Sirril menyampaikan, ijtimak akhir Dzulqa'dah 1444 ini terjadi pada tanggal 18 Juni 2023 sekitar jam 11.30 WIB. Sementara ijtimak di Makkah sekitar jam 7.30 an waktu setempat. Jarak antara waktu ijtimak dengan terbenamnya matahari berdampak besar pada ketinggian hilal.   


“Jeda waktu antara jam terjadinya ijtimak hingga Maghrib, mempengaruhi posisi hilal baik ketinggian maupun elongasinya,” ujar dosen Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.   


Dikatakan, di Indonesia pada tanggal 18 Juni 2023 lalu, saat Maghrib, posisi hilal seluruh Indonesia masih sangat minim antara kurang dari 1 derajat hingga paling tinggi sekitar 2 derajat. Ketinggian 2 derajat juga hanya di sekitar Medan dan Aceh. 


"Di Makkah, ketinggian hilal sudah sekitar 4 atau 5 derajat.   “Maka wajar kalau untuk awal Dzulhijjah tahun ini, Makkah lebih dahulu sehari sebelum Indonesia. Hari Arafahnya pun otomatis sehari sebelum hari Arafah di Indonesia,” pungkasnya. (*)


Nasional Terbaru