• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Nasional

Gus Dur Penolong dan Pahlawan bagi Kaum Minoritas di Indonesia

Gus Dur Penolong dan Pahlawan bagi Kaum Minoritas di Indonesia
Tokoh Tionghoa Pekalongan Setiyanto (pegang mic) saat memberikan testimoni tentang Gus Dur (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)
Tokoh Tionghoa Pekalongan Setiyanto (pegang mic) saat memberikan testimoni tentang Gus Dur (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)

Pekalongan, NU Online Jateng
Tampilnya KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden ke-4 RI meski sangat singkat tapi membawa banyak perubahan di Indonesia terutama bagi kelompok minoritas yang sebelumnya selalu dipinggirkan.


Tokoh Tionghoa Kota Pekalongan Setiyanto mengatakan, Gus Dur bagi kelompoknya yang telah hidup lama di Indonesia merupakan pahlawan. Banyak kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada kaum minoritas dihapus.


"Saya bersyukur Gus Dur membolehkan golongan kami bisa tampil ke permukaan, misal ada pertunjukan barongsay, boleh berkumpul dan berserikat merupakan anugerah yang tiada tara," ujarnya.


Pernyataan itu disampaikan pada acara Haul ke-13 Gus Dur yang dihelat Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Kabupaten Pekalongan, Kamis (29/12/2022) malam di Aula Desa Karanganyar, Kecamatan Tirto.


Disampaikan, dulu berkumpul lebih dari 5 orang saja susahnya bukan main, banyak larangan bagi warga Tionghoa kecuali satu hal yakni kegiatan ekonomi. "Tapi sekarang sebagaimana kita lihat, kebijakan Gus Dur yang telah menghapus diskriminasi membuat kami bebas melakukan berbagai kegiatan," terangnya.





Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pekalongan H Imronuddin mengaku bangga dengan Lesbumi. Pasalnya, kebudayaan warisan para leluhur yang hampir punah dilestarikan oleh Lesbumi.


"Tentu kami selalu mendorong kebudayaan yang bernafaskan Islam seperti terbang gendukan kembali dibangkitkan dan sekarang ini tumbuh dan berkembang di Kabupaten Pekalongan," ucapnya.


Dirinya berharap, di berbagai ranting NU di Kabupaten Pekalongan kembali lahir budaya yang dulu dimiliki para kesepuhan bisa dilestarikan oleh kaum muda NU di tengah tantangan zaman yang terus berkembang dengan berbagai teknologi digital.


Kepala Desa Karanganyar Hasan Basri mengaku bangga balai desa yang baru jadi sudah ditempati dan digunakan kegiatan kebudayaan yang bernafaskan Islam. Semoga kehadiran Lesbumi di Desa Karanganyar bisa menggairahkan potensi masyarakat untuk mencintai seni.


"Saya senang Lesbumi hadir di Desa Karanganyar," ungkapnya.


Panitia Haul Gus Dur Lesbumi Kabupaten Pekalongan Asy'ari kepada NU Online Jateng, menjelaskan, kegiatan haul disemarakkan dengan pentas seni 'Terbang Gendukan' khas Pekalongan dan sarasehan budaya.


"Terbang gendukan khas Pekalongan harus kita uri-uri dan selamatkan. Pasalnya, saat ini banyak generasi muda yang mulai tidak tertarik dengan kesenian warisan ulama salafus shalihin itu," ungkapnya.


Dikatakan, usai peringatan Haul Gus Dur diadakan sarasehan budaya dengan narasumber Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Hj Hindun, H Wahyu Kuncoro, KH Muh Choiri (Gus Muh), dan Saiful Bahri.


Penulis: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru