• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 19 April 2024

Regional

Lesbumi NU Pekalongan Rutinkan Baca Serat Saptawikrama

Lesbumi NU Pekalongan Rutinkan Baca Serat Saptawikrama
Kegiatan rutinan Lesbumi Kabupaten Pekalongan (Foto: NU Online Jateng/Fiki)
Kegiatan rutinan Lesbumi Kabupaten Pekalongan (Foto: NU Online Jateng/Fiki)

Pekalongan, NU Online Jateng
Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pekalongan merutinkan membaca 'Serat Wirid Saptawikrama'. Pembacaan dilaksanakan setiap Selasa malam Rabu Pon setiap sebulan sekali.


Ketua Lesbumi NU Kabupaten Pekalongan Syaiful Bahri mengatakan, pembacaan serat saptawikrama merupakan hal yang rutin dilakukan Lesbumi Kota Santri. Dan sudah berjalan beberapa bulan.


“Serat saptawikrama ini selalu kita baca pada setiap malam rabu pon setiap bulan. Dan menjadi ruh bagi kami Lesbumi untuk bergerak menjaga kelestarian budaya nusantara,” katanya, Selasa (5/7/2022) malam.


Disampaikan, serat yang berisi rangkaian wirid dan tawasul pada Nabi Muhammad, sahabat, tabiit tabiin, habaib, waliyullah, kiai, dan ulama yang ada di bumi Nusantara khususnya para muassis NU dilakukan di tempat yang berbeda setiap bulannya. 

"Ini bertujuan untuk mensosialisasikan Lesbumi di berbagai kecamatan di Kota Santri," terangnya.


Dijelaskan, Saptawikrama berasal dari bahasa Sanskerta. Namun jika ditarik pada ranah Islam Nusantara yakni tujuh strategi kebudayaan Islam Nusantara, membangun wacana independen dalam memaknai kearifan lokal dan budaya Islam.


“untuk itu, sebelum wirid kita mulai kita tampilkan kesenian khas dari desa yang kita tempati, seperti seni kuda kepang, kunthulan, macapat, dan sebagainya,” ucapnyanya.


Kepala Desa Blimbingwuluh Kecamatan Siwalan Riyanto, yang mengikuti kegiatan rutinan menuturkan tidak ada salahnya Lesbumi bersinergi dengan Kepala Desa untuk mengidentifikasi potensi desa utamanya yang berhubungan dengan seni dan budaya.


“kami menyambut baik kedatangan Lesbumi Kabupaten Pekalongan. Karena bisa kita sinergikan adanya seni dan budaya yang ada di desa. Di sini terdapat makam salah satu tokoh pejuang di era Mataram yang rencananya akan kita jadikan sebagai cagar budaya dan ke depan bisa menjadi wisata religi,” ujarnya.


Dengan bantuan Lesbumi lanjutnya, desa-desa yang dikunjungi bisa terdata kegiatan seni dan budayanya. Yang kemudian harapanya bisa dilestarikan sebagai salah satu peninggalan yang adi luhung dari leluhur.


“Mari bersama-sama kita jaga dan lestarikan budaya yang ada di daerah. Karena saat ini banyak yang sudah tidak terlalu mempedulikan seni dan budaya kita khususnya budaya Jawa,” tuturnya.


Dalam kesempatan tersebut dilantunkan pula kidung macapat serat pertimah oleh Mbah Sumardi, salah satu tokoh sepuh desa setempat.


Kegiatan rutinan bulanan malam Rabu pon yang bertempat di Omah Ngaji Mambaul Ulum  Desa Blimbingwuluh yang diasuh oleh Kiai Hasanudin dihadiri Syuriyah dan Tanfidziyah MWCNU Siwalan, Kepala Desa Blimbingwuluh, Pengurus Lesbumi NU Kabupaten Pekalongan, pelaku seni, dan warga sekitar.


Pengirim: Fiki Porniadi


Regional Terbaru