• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Nasional

38 Tahun Pagar Nusa Mengabdi untuk Nusa dan Bangsa

38 Tahun Pagar Nusa Mengabdi untuk Nusa dan Bangsa
Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

Jakarta, NU Online Jateng
Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa sudah berusia 38 tahun, tepat pada 3 Januari 2024. Organisasi ini merupakan salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama. 


Disebutkan dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) NU Hasil Muktamar Ke-34 NU Tahun 2021, bahwa Pagar Nusa merupakan badan otonom untuk anggota NU yang bergerak pada pengembangan seni bela diri. 


Dinamakan Pagar Nusa karena merupakan akronim dari Pagarnya NU dan Bangsa. Pagar Nusa berdiri di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur pada 3 Januari 1986. Kemudian, organisasi ini disahkan sebagai badan otonom NU berdasarkan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang saat itu dipimpin oleh KH Achmad Shiddiq sebagai Rais Aam dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) selaku ketua umum pada 9 Dzulhijjah 1406 H bertepatan dengan 16 Juli 1986. 


Dilansir dari nu.or.id disebutkan, dalam Ensiklopedia NU bahwa Pagar Nusa ini didirikan atas perhatian dan keprihatinan para kiai NU terhadap surutnya ilmu bela diri pencak silat di pesantren. Surutnya pencak silat antara lain ditandai dengan hilangnya peran pesantren sebagai padepokan pencak silat. 


Padahal, sebelumnya pondok pesantren merupakan pusat kegiatan ilmu bela diri tersebut. Bahkan kesenian ini merupakan kebanggaan yang menyatu dengan kehidupan dan kegiatan pesantren. Sejumlah kiai pesantren bukan saja menjadi pendekar dalam bidang agama, tetapi juga dalam bela diri pencak silat. 


Pengetahuannya tentang keagamaan selalu dilengkapi dengan kepiawaiannya dalam berpencak silat. Hal ini termasuk khususnya pada sisi tenaga dalam atau hikmahnya. Di sisi Iain seiring perkembangan zaman, bermunculan juga berbagai perguruan pencak silat dengan latar belakang agama, aqidah, maupun kepercayaannya. Perguruan-perguruan itu bersifat tertutup dan saling mengklaim sebagai yang terbaik serta terkuat. 


Melihat hal tersebut, sejumlah kiai pendekar gelisah. Tak pelak, hal tersebut diceritakan kepada KH Ahmad Mustofa Bisri oleh salah seorang pendekar dari Surabaya, H SuharbiIlah. Mereka lalu menemui KH Agus Maksum Jauhari dari Lirboyo atau yang dikenal Gus Maksum, seorang kiai tokoh ilmu bela diri.  


Kemudian, pada 27 September 1985, mereka berkumpul di Pesantren Tebuireng, Jombang. Tujuannya untuk membentuk suatu wadah di bawah naungan NU yang khusus mengembangkan seni bela diri pencak silat. Musyawarah tersebut dihadiri tokoh-tokoh pencak silat dari Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, Cirebon, dan Kalimantan.  

Kemudian terbitlah Surat Keputusan Resmi Pembentukan Tim Persiapan Pendirian Perguruan Pencak Silat Milik NU yang disahkan pada 27 Rabi'uI Awwal 1406/ 10 Desember 1985 dan berlaku hingga 15 Januari 1986. Berikutnya, musyawarah diadakan di Pesantren Lirboyo, Kediri, pada 3 Januari 1986. Di situlah, PSNU Pagar Nusa resmi dibentuk oleh para kiai. (*)


Nasional Terbaru