• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Keislaman

Setiap Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Setiap Kesulitan Pasti Ada Kemudahan
Dosen Unugha Cilacap Hj Muyasaroh (Foto: Dok)
Dosen Unugha Cilacap Hj Muyasaroh (Foto: Dok)

Cilacap, NU Online Jateng
Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghozali (Unugha) Cilacap Hj Muyasaroh mengatakan, setiap orang apapun profesinya baik dia seorang dosen, guru, pedagang, ataupun pejabat publik pasti pernah atau bahkan sering mengalami kesulitan-kesulitan dalam hidupnya. 


"Baik berkaitan dengan pekerjaannya, keluarganya, atau apapun. Kesulitan-kesulitan yang di hadapi merupakan kesulitan yang dianggap ringan sehingga kita mudah menghadapinya," ujarnya.


Dikatakan, sebaliknya ada juga masalah yang menghampiri kita adalah masalah masalah yang besar. Masalah-masalah yang kita merasa itu berat, sehingga kemudian berimplikasi pada kecemasan, pada kekhawatiran yang tentunya ini akan mengganggu kehidupan kita, mengganggu aktivitas kita.

 
Di dalam Al-Qur’an surat Al-Insyiroh disebutkan:

 فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ

 

Yang artinya: “Maka sesungguhnya di dalam kesulitan ada kemudahan dan sesungguhnya di dalam kesulitan ada kemudahan”.


Mengutip keterangan dari Prof Qurais Shihab di dalam tafsir Al-Misbah kata 'ma’a' dalam ayat di atas dengan makna bersama. Tetapi ulama yang lain menafsirkan kata 'ma’a' dengan makna sesudah. Dalam tafsir Adzam Asari dikatakan bahwa kata 'ma’a' yang berarti bersama. 


"Atau dalam hal ini adalah sesudah itu sebenarnya sedang menggambarkan betapa jarak antara kesulitan dengan kemudahan itu begitu dekat. Sehingga seperti digambarkan antara kesulitan dan kemudahan seperti sebuah paket jadi setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan," terangnya. 


Ketika dilihat secara psikologi lanjutnya, seseorang yang tengah menghadapi kebahagiaan seperti berkumpul dengan keluarga besar, berkumpul dengan teman, bercerita tentang masa kuliah. Kemudian suasana itu menjadi suasana yang menggembirakan, suasana yang menyenangkan. 


"Maka waktu yang sedemikian panjang itu menjadi terasa sangat singkat sehingga ketika salah satu teman dari kita berpamitan pulang maka akan dilarang karena menurutnya pertemuan ini sangat singkat padahal sudah lama," ucapnya. 


Namun sebaliknya sambungnya, jika seseorang dalam kondisi kesulitan seperti tidak memiliki uang, diburu deadline atau anggota keluarga kita sakit. Untuk menanti hari kemudian itu rasanya sangat lama, padahal baru beberapa jam. 


Menurutnya, bila dibandingkan antara waktu berkumpul dengan teman-teman dengan dalam situasi bahagia dengan waktu kita menghadapi masalah itu menjadi sangat lama. Waktu  seakan akan berhenti. Nah itulah perbedaan ketika kita bahagia dan ketika kita sedang kesulitan. 


"Maka karena itu ketika kita sedang menghadapi masalah, kita hanya perlu bersabar untuk mencari solusi. Kita juga butuh keyakinan bahwa ketika ada persoalan ketika ada kesulitan pasti ada kemudahan," pungkasnya.  


Pengirim: Diana Nur Istiqomah, Naeli Rokhmah
 


Keislaman Terbaru