• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Keislaman

Agama adalah Nasihat

Agama adalah Nasihat
Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

Dalam hadits Arbain yang ketujuh, dikemukakan riwayat berikut:


عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «الدِّينُ النَّصِيحَةُ» قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: «لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ»


Bersumber dari Tamim Ad-Dari bahwa Nabi SAW bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami (sahabat Nabi) bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, Kitab, Rasul, para pemimpin muslimin dan mereka secara umum.” Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Syafi’i, Ahmad, Darimi, Ibnu Hibban, Thabrani dan masih ada yang lainnya.


Status hadits ini dalam kaca mata ilmu hadits derajatnya shahih. Artinya, bisa dipakai dan diamalkan karena dari segi sanad (jalur periwayat) dan matan (isi atau konten hadits) tidak ada cacatnya. Hadits ini satu-satunya yang diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat bernama Tamim Ad-Dari.


Imam Ash-Shan’any dalam kitab Subulus Salam (II/695) menyebut profil ringkas sahabat perawi hadits ini. Beliau bernama lengkap Abu Ruqayyah bin Aus bin Kharijah. Kata Ad-Dari dinisbatkan kepada nama kakeknya yaitu Ad-Diry. Karena kakeknya dulu beragama Nashrani.


Dikutip dari laman indonesiainside.id, Tamim Ad-Dari masuk Islam pada tahun 9 hijriah. Salah satu ibadah utama beliau adalah bisa mengkhatamkan Al-Qur`an pada satu rakaat shalat. Terkadang, beliau mengulang-ulang bacaan satu ayat dalam shalat malam hingga shubuh. Awalnya tinggal di Madinah kemudian pindah ke Syam. Beliau meriwayatkan beberapa hadits dari Nabi, di antaranya adalah hadits ini dan mengenai dajjal di sebuah pulau bersama makhluk jassaasah.


Imam Ibnu Daqiq Al-Id saat menjelaskan hadits ini, beliau berkomentar, “(Nasihat) merupakan kata komprehensif yang maknanya meliputi segenap kebaikan yang diarahkan kepada orang yang dinasihati.” Dalam bahasa Arab dikatakan bahwa tidak ada kata yang mengandung kebaikan yang mencakup dunia-akhirat melebihi kata ini. Bahkan, ada ulama yang mengatakan bahwa hadits ini merupakan empat dari poros utama Islam.


Nasihat untuk Allah maksudnya beriman kepada-Nya, tidak menyekutukan-Nya, meninggalkan segala bentuk atheisme pada sifat dan asma-Nya serta membersihkannya dari segala cacat dan kekurangan serta menaati segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.


Nasihat untuk Rasul berarti membenarkan apa yang dibawanya, mengikuti perintah dan larangannya, mengagungkan, menghormatinya baik di kala hidup atau meninggal sekaligus mencintai dan menaatinya. Nasihat untuk kitab berarti meyakini dan mengamalkannya.


Sedangkan nasihat untuk pemimpin-pemimpin muslim berarti menolong atau membantu urusan mereka. Ada yang berpendapat bahwa pemimpin di sini adalah para ulama. Nasihat di sini maknanya dengan menerima perkataan mereka, mengagungkan hak mereka serta meneladani mereka.


Adapun nasihat untuk umat Islam secara umum maksudnya adalah memberikan bimbingan atau arahan untuk kemaslahatan mereka di dunia maupun akhirat, tidak menyakiti mereka, mengajarkan apa yang mereka tidak tahu, menyuruh kepada kebaikan, melarang dari kemunkaran dan semacamnya.


Jadi, ternyata kata nasihat dalam hadits ini begitu dalam dan luas maknanya. Pantas jika disebut sabagai salah satu poros agama. Sebagai penutup, akan dinukilkan perkataan Ibnu Baththal terkait hadits ini, “Hadits ini menunjukkan bahwa kata nasihat juga dinamakan sebagai agama Islam. Din di sini mencakup amal dan perkataan. Hukum nasihat adalah fardu kifayah. Jika sudah dilakukan oleh sebagian, maka gugurlah kewajiban yang lain. Nasihat di sini merupakan kelaziman sesuai dengan batas kemampuan manusia.”  (*)


Keislaman Terbaru