• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Fragmen

Napak Tilas Makam Kiai Abdul Wahid Buyut Gus Dur di Salatiga

Napak Tilas Makam Kiai Abdul Wahid Buyut Gus Dur di Salatiga
Makam Kiai Absul Wahid kakek Mbha Hasyim Asy'ari di Tingkir, Salatiga (Foto: istimewa)
Makam Kiai Absul Wahid kakek Mbha Hasyim Asy'ari di Tingkir, Salatiga (Foto: istimewa)

Diketahui bahwa keluarga besar mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) selama ini berada di Jombang, tepatnya di komplek Pesantren Tebuireng. Namun, tidak banyak yang tahu ada juga jejak makam keluarga Gus Dur yang berada di Salatiga, tepatnya di Tingkir. Yakni adanya makam Kiai Abdul Wahid yang merupakan kakek buyut Gus Dur di Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga. Dari Kiai Abdul Wahid terlahir keturunan Kiai Asyari, KH Hasyim Asyari, KH Abdul Wahid Hasyim dan selanjutnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. 


Menurut Pengasuh Pesantren Masyitoh Tingkir Lor Salatiga KH Abdul Nashir Asyari, keberadaan makam tersebut baru diketahui pada awal 2000-an saat ada keluarga Gus Dur yang berziarah. 


Diketahui saat Gus Dur ziarah   


Setelah itu, Gus Dur diketahui berziarah pada 2003. Dia masih ingat, Gus Dur saat ziarah didampingi AS Hikam. Karena Gus Dur ziarah di makam tua itu, selanjutnya silsilahnya ditelisik. Dan diketahui itu makam dari mbah Abdul Wahid yang ternyata juga pernah ditulis Mbah Hasyim Asy'ari dalam bukunya ada makam dari leluhurnya di daerah Tingkir.


"Kami semakin yakin bahwa makam itu bukan makam sembarangan, saat Gus Muwafiq juga mengatakan hal serupa. Gus Muwafiq penderek Gus Dur dan sudah ziarah ke semua makam sesepuh," paparnya. 





Nashir mengungkapkan, makam Kiai Abdul Wahid masih dibiarkan seperti sedia kala. Letaknya berada di gumuk yang asri, pohon-pohon besar seolah menaungi makam tersebut. Selain makam Kiai Abdul Wahid, ada puluhan makam lain dalam berbagai ukuran. Uniknya, batu nisan yang dipakai adalah batu candi. 


Agar peziarah tak kebingungan, dipasang penunjuk arah dan silsilah keluarga besar Gus Dur. Saat ini, keluarga besar Pesantren Tebuireng sering berziarah ke makam Kiai Abdul Wahid. Bahkan, mereka mendukung rencana pembangunan area makam dan Masjid Al-Fudhola. Menurut Nashir, Masjid Al-Fudhola juga masih terawat keasliannya meski ada beberapa bagian yang direnovasi. Mimbar dan lantai masjid yang terbuat dari kayu, diketahui buatan tahun 1883. 


Kiai Abdul Wahid sendiri merupakan putra dari Syekh Abdul Halim bin Syekh Abdurrohman (Pangeran Samhud Bagda) bin Syekh Abdul Halim (Pangeran Benowo) bin Syekh Abdurrohman yang berjuluk Joko Tingkir (Sultan Pajang) bin Sunan Giri (Raden Ainul Yaqin), dan seterusnya hingga menyambung pada Rasulullah Muhammad SAW.


Nama kampung tempat makam Simbah Kiai Abdul Wahid berada adalah Desa Tingkir, Salatiga, bernisbat pada nama Joko Tingkir (atau mungkin julukan Joko Tingkirlah yang dinisbatkan pada nama desa ini. Sebab, konon di kampung halaman inilah dulu Joko Tingkir menghabiskan sebagian masa kecilnya. Sementara menurut sejarah, ia lahir di Banyubiru, sekitar 15 km dari kampung Tingkir.


Sumber: kompas.com
Editor: M Ngisom Al-Barony


Fragmen Terbaru