• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 29 Maret 2024

Fragmen

Sekelumit Riwayat NU di Karangjompo Tirto Pekalongan

Sekelumit Riwayat NU di Karangjompo Tirto Pekalongan
foto iustrasi
foto iustrasi

Nahdlatul Ulama atau yang lebih kita kenal NU, kini sudah 99 tahun berdiri. Usia yang menunjukkan bahwa organisasi keagamaan, kemasyarakatan, dan sosial ini mampu terus berdiri tegak meski zaman sudah berganti, dari zaman kolonial penjajahan Belanda sampai zaman era reformasi seperti sekarang ini.

Kelahiran NU, yang diinisiasi oleh ulama-ulama hebat seperti Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari, KH Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, dan lain-lain memiliki tujuan untuk tetap memelihara, melestarikan, mengembangkan, dan mengamalkan ajaran ahlussunnah wal jamaah.

NU merupakan sebuah Jamiyah (organisasi). Keberadaannya tidak hanya berskala nasional atau pusat saja, namun juga berada di lingkup daerah meliputi provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan sampai ke desa.

Di setiap tingkatan kepengurusan, pengurus memiliki tanggung jawab untuk merawat dan menjaga eksistensi NU tetap berada di jalurnya. Tugas utama pengurus NU adalah mengurus organisasi yang identik dengan bintang sembilan ini. Setiap periode kepengurusan baik di tataran atas sampai bawah pastinya mempunyai sejarahnya masing-masing.


Ranting Karangjompo

Dan pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengulas tentang perjalanan NU di tingkatan ranting atau desa. Dalam hal ini, penulis membahas tentang kiprah dan kontribusi Jamiyah NU di Desa Karangjompo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan.

Mayoritas warga di Desa Karangjompo beragama Islam, secara spesifik ala NU. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya tradisi-tradisi keagamaan yang memang biasa dilakukan warga NU, seperti tahlilan, ziarah kubur, manaqiban, barzanji, dan lain sebagainya. Di samping itu, di desa tersebut juga terdapat badan otonom (banom) NU seperti Muslimat, Fatayat, GP Ansor, IPNU, dan IPPNU.

Peran NU secara Jamiyah dalam kehidupan masyarakat Desa Karangjompo telah berlangsung cukup lama. Jamiyah NU berkontribusi dalam berbagai bidang seperti bidang agama, ekonomi, sosial, dan pendidikan serta lainnya.

Menurut penuturan salah satu tokoh NU Karangjompo, Kiai Syamsul Ulum, Keberadaan Jamiyah NU di Desa Karangjompo sudah ada sejak tahun 1950-an. Tepatnya pada tahun 1956 ketika terdapat ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) pertama, yakni KH Ahmad Bin KH Abdul Hamid. KH Ahmad bin KH Abdul Hamid ini merupakan salah satu pendiri Jamiyah NU di Desa Karangjompo.

Menurut Kiai Syamsul Ulum, yang juga pernah mengemban amanah sebagai Ketua PRNU Desa Karangjompo tahun 1999-2021, KH Ahmad bin KH Abdul Hamid berkontribusi besar terhadap adanya Jamiyah NU di Desa Karangjompo, bahkan di Kecamatan Tirto.

"Beliau juga merupakan salah satu tokoh pendiri Jamiyah NU yang ada di Kecamatan Tirto. KH Ahmad bin KH Abdul Hamid merupakan sosok tokoh yang sangat luar biasa pada masanya. Beliau termasuk orang sakti pada waktu itu. Banyak orang dari luar daerah yang ingin meminta ijazah dari beliau. Beliau selain sebagai pencetus berdirinya PRNU di Desa Karangjompo, juga termasuk salah satu tokoh NU di Kecamatan Tirto,” kata Kiai Syamsul Ulum kepada NU Online Jateng, bulan Mei 2021.

KH Ahmad bin KH Abdul Hamid menjabat sebagai Ketua PRNU Desa Karangjompo dari tahun 1956 sampai tahun 1967. Waktu itu, selain sebagai ketua tanfidziyah juga merangkap sebagai Rais Syuriyah.

Ditambahkan Kiai Syamsul, sejak dulu Jamiyah NU telah berkontribusi banyak hal untuk meningkatkan kemaslahatan masyarakat Desa Karangjompo. Di bidang pendidikan, Jamiyah NU berkontribusi besar dalam terciptanya generasi yang mempunyai ilmu pengetahuan yang luas.

Hal ini bisa terlihat dari adanya tempat pendidikan baik formal maupun formal, seperti Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (MIS), Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dan Taman Kanak-kanak Muslimat NU, yang digagas dan dibentuk oleh Jamiyah NU.

MIS Karangjompo didirikan pada tahun 1956, pendirinya adalah KH Ahmad yang merupakan Ketua PRNU pertama Karangjompo. Selanjutnya ada TK Muslimat NU, yang terbentuk tahun 60-an dan diinisiasi oleh kader Muslimat NU Desa Karangjompo. Selain pendidikan formal, juga terdapat pendidikan non formal yakni Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Al-Falah yang terletak di Komplek Masjid Al-Falah Desa Karangjompo tepatnya di gang 1A.

Menurut Kiai Syamsul Ulum, TPQ Al-Falah ini dulunya adalah pondok pesantren, namun pada tahun 1993 diubah menjadi TPQ sebagai tempat pusat pembelajaran ilmu agama dan tata cara baca Al-Qur'an. Pendiri TPQ Al-Falah adalah KH Ibnu Hadi bin Kiai Ahmad Maihi bin KH Dawud, adalah putra dari Nyai Juwariyah binti KH Abdul Hamid atau adik kandung dari KH Ahmad bin KH Abdul Hamid.  Selain KH Ibnu Hadi, TPQ ini juga didirikan oleh sejumlah tokoh di antaranya adalah KH Abdul Nasir (alm), HM. Syafii, Kiai Zarqoni dan Ustadz Sodri serta beberapa tokoh lain yang berperan dalam pendirian TPQ Al-Falah.

Setelah kemunculan TPQ pada dekade 90-an, selanjutnya pada era 2000-an berdiri Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang digagas oleh kader Muslimat NU Desa Karangjompo yakni Hj. Mariyatul Qibtiyah dan Hj. Rodhiyah.


Berbagai Program

Pada bidang sosial, NU telah memberikan banyak sumbangsih untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Karangjompo. Seperti contohnya ketika ada orang yang meninggal keluarganya diberikan uang santunan. Hal ini bertujuan untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan. Program ini rutin dilakukan oleh Jamiyah NU Desa Karangjompo pada tahun 90-an sampai 2000-an.

"Sekarang pun program ini masih terus berjalan, namun hanya anggota saja yang mendapatkan sumbangan jika ada keluarganya yang meninggal," ungkap Kiai Syamsul.

Selanjutnya, program lain dalam bidang sosial adalah santunan anak yatim piatu, santunan kepada janda-janda tua, dan santunan kepada fakir miskin. Hal ini sudah menjadi program pokok Jamiyah NU Karangjompo yang digelar setiap tahun.

Sedangkan pada bidang ekonomi, NU Karangjompo mempunyai andil dalam memberdayakan masyarakat, khususnya anggota Jamiyah NU itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya program pemberian modal kepada anggota yang berlangsung pada tahun 1995-1999. Waktu itu anggota diberi modal untuk membuka usaha dengan sistem bagi hasil.

Kemudian di Desa Karangjompo juga terdapat Unit Pengumpul Zakat (UPZ). UPZ di Desa Karangjompo setiap tahunnya bertugas dalam menerima bantuan (bantuan korban banjir, dsb) serta pendataan zakat untuk kemudian disalurkan kepada yang berhak menerimanya. Selain itu pada saat ini salah satu badan otonom NU, GP Ansor Ranting Karangjompo juga menggalakkan program koin Ansor, yang tujuannya utamanya sebagai kegiatan sosial seperti santunan anak yatim piatu, membantu anggota yang sakit dan berbagai kegiatan sosial lainnya.

Dalam bidang agama, Jamiyah NU Karangjompo telah melakukan beberapa program yang bertujuan memberikan manfaat dan mencerahkan bagi masyarakat. PRNU Desa Karangjompo rutin mengadakan acara Ta’aruf Bulanan, yang diisi dengan istighotsah dan tahlil serta tanya jawab seputar kemasyarakatan dan keagamaan.

Pada sesi tanya jawab, para anggota yang bertanya diberikan jawaban yang mencerahkan dari Kiai Syamsul Ulum. Banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakat terselesaikan dalam sesi tanya jawab tersebut. Selain itu masih banyak program yang dijalankan PRNU untuk membimbing umat agar senantiasa menjadi pribadi yang baik.

Pada intinya, kiprah dan kontribusi Jamiyah NU bagi masyarakat desa Karangjompo sudah tak perlu dipertanyakan lagi. Keberadaan NU dan banomnya secara struktural khususnya telah mempengaruhi kehidupan masyarakat Desa Karangjompo.

Bisa dibayangkan kalau tidak ada Jamiyah NU, bisa saja tidak akan ada MI, TPQ, dan lembaga pendidikan lainnya yang mengajarkan siswa-siswinya akan pentingnya toleransi, akhlak, aqidah, dan lain-lain. Dalam unsur pemerintahan desa pun, kader-kader NU banyak terlibat di dalamnya, baik yang menjadi kepala desa ataupun jabatan di bawahnya.

Kontributor: Khairul Anwar
Editor: Ajie Najmuddin


Fragmen Terbaru