• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 19 Mei 2024

Dinamika

Tingkatkan Pendapatan Warga, Mahasiswa UIN Walisongo Gelar Pelatihan Kerajinan

Tingkatkan Pendapatan Warga, Mahasiswa UIN Walisongo Gelar Pelatihan Kerajinan
Kegiatan olah limbah batok kelapa di Kudus, Jateng (Foto: NU Online Jateng/Iin)
Kegiatan olah limbah batok kelapa di Kudus, Jateng (Foto: NU Online Jateng/Iin)

Kudus, NU Online Jateng
Limbah batok kelapa yang banyak dijumpai di tengah-tengah warga dan dibiarkan berserakan menarik perhatian untuk diolah menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi.

 

Iin Naimah anggota Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo kelompok 34 mengatakan, limbah batok bisa diolah menjadi karya seni yang bernilai tinggi.

 

"Saya melihat masih banyak potensi yang bisa digerakkan. Oleh karena itu saya bekerjasama dengan pengrajin batok kelapa, adakan pelatihan pengolahan batok kelapa menjadi berbagai kerajinan yang menarik dan mempunyai harga jual tinggi," jelasnya, Senin (9/11).

 

Pengrajin batok lulusan Fakultas Hukum UIN Walisongo Semarang, Tiar Bachroni mengatakan, usahanya ini berawal dari banyaknya limbah batok kelapa di sekitar rumahnya yang tidak terpakai.

 

"Dulu saya memberanikan diri untuk membuat kerajinan batok kelapa dengan alat seadanya dan alhamdulillah selain ke negara tetangga, sekarang pemasarannya sudah menembus pasar Eropa," katanya.

 

Disampaikan, hingga kini produknya sudah merambah sampai ke Inggris dan Jerman. "Ada hiasan dinding, aneka kap lampu seperti lampu duduk, dinding, tidur dan gantung itu salah satu yang diminati pasar manca negara. Khusus untuk Eropa, mereka lebih menyukai perlengkapan dapur dan peralatan makan," tambahnya.

 

 

Tiar Bachroni mengatakan, untuk membuat kerajinan dari batok kelapa ini tidak membutuhkan waktu lama, salah satunya membuat gantungan kunci.

 

"Pertama, membuat gambar pola yang dinginkan diatas batok kelapa. Kedua, potonglah batok kelapa sesuai pola yang sudah digambar. Ketiga, haluskan permukaannya menggunakan mesin amplas. Keempat, lubangi bagian sisi batok kelapa untuk nantinya di isi dengan gantungan aluminium. Kelima, lapisi batok mengggunakan cairan melamin, hal ini saya gunakan untuk membuat produk saya terlihat lebih natural dan menarik," katanya.

 

Iin Naimah mengatakan, pelatihan ini di adakan untuk mengajak warga Ngemplak, Kudus bisa meniru kreativitas pengrajin batok kelapa serta diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru.

 

“Para pekerjanya berasal dari desa ini. Tentu usaha itu dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” jelas Iin.

 

Disampaikan, mengatakan usaha kreatif ini patut dicontoh saat perekonomian tengah sulit akibat pandemi Covid-19. “Ini dapat ditiru oleh semua pihak dengan meningkatkan usaha kreatif sesuai keahliannya masing-masing,” tutur Iin.

 

Dirinya berharap, ilmu yang didapatkan itu bisa segera diterapkan guna menambah penghasilan masyarakat di masa pandemi covid-19 ini. Warga Ngemplak yang mengikuti pelatihan Hilmi Irawan mengatakan, pelatihan ini sangat berguna bagi warga desa ngemplak.

 

"Saya sendiri yang sehari-harinya hanya bekerja serabutan sangat senang dengan adanya pelatihan ini," katanya.

 

Pengirim: Iin Naimah (Mahasiswa KKN UIN Semarang)
Editor: M Ngisom Al-Barony


Dinamika Terbaru