Dinamika

Guru Madin di Demak Didenda Rp25 Juta, Wagub Jateng Taj Yasin Turun Tangan

Sabtu, 19 Juli 2025 | 16:00 WIB

Guru Madin di Demak Didenda Rp25 Juta, Wagub Jateng Taj Yasin Turun Tangan

Wagub Gus Taj Yasin didampingi Ansor, pengurus NU setempat temui Mbah Zuhdi, guru Madin yang viral karena didenda Rp25juta.

Demak, NU Online Jateng 

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) menemui Zuhdi, guru madrasah diniyyah (madin) di Kabupaten Demak, yang didenda Rp 25 juta oleh ortu siswa, menyusul mencuatnya insiden penamparan murid oleh yang bersangkutan. 

 

Dalam suasana yang hangat dan penuh dialog, Wagub menegaskan pentingnya adab dalam dunia pendidikan. Serta mendorong penyelesaian persoalan secara kekeluargaan dan edukatif. Sabtu (19/7/2025).

 

Dalam pertemuan, guru madin yang akrab disapa Mbah Zuhdi, mengisahkan kronologi kejadian yang terjadi pada April 2025 lalu. Saat itu, sandal yang dilempar murid dari kelas lain mengenai peci Mbah Zuhdi, yang tengah mengajar. Karena emosi, ia menampar murid yang ditunjuk teman-temannya sebagai pelaku.

 

Ia mengakui tindakannya. Namun menegaskan tamparan itu tidak dilakukan untuk melukai. Melainkan sebagai bentuk teguran mendidik. Permintaan maaf pun sudah disampaikan kepada orang tua murid.

 

Namun, tiga bulan setelah kejadian, Zuhdi didatangi lima pria yang mengaku dari LSM. Mereka mengatasnamakan ortu siswa meminta uang damai hingga Rp 25 juta dengan dalih telah ada laporan ke pihak kepolisian. 

 

Namun akhirnya dinego Zuhdi menjadi Rp 12.5 juta. Karena tidak punya uang, Zuhdi dibantu teman-temanya untuk membayar. 

 

Wakil Gubernur Taj Yasin menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Menurutnya, kasus seperti ini bukan hanya menyangkut individu guru dan murid, melainkan mencerminkan arah pendidikan kita saat ini.

 

Ia menegaskan guru memang bukan sosok yang sempurna, namun menegur untuk membimbing adalah bagian dari tanggung jawab mereka.

 

“Kalau permasalahan kecil dibesarkan, akhirnya anak yang jadi korban. Kasus ini bahkan sempat viral. Anak jadi takut sekolah, guru tertekan, dan nama lembaga pendidikan ikut tercoreng,” ujarnya.

 

Wagub juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam pendidikan karakter anak. Ia menekankan parenting adalah kerja sama antara rumah dan sekolah, bukan saling menyalahkan.

 

Ia menyampaikan Pemprov Jateng akan memperkuat program “Kecamatan Berdaya” dan menggalakkan edukasi hukum hingga tingkat lokal. 

 

Termasuk kolaborasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan paralegal, agar masyarakat tak mudah ditekan dalam kasus hukum serupa.

 

“Datang kan tidak harus materi, tapi membawa semangat perlindungan dan edukasi. Agar masyarakat tahu hak dan jalur yang tepat, bukan malah jadi korban tekanan,” tegasnya.

 

Taj Yasin mengajak semua pihak untuk menurunkan ego, saling memaafkan, dan kembali memusatkan perhatian pada misi utama pendidikan: membentuk anak-anak yang beradab dan bermanfaat.

 

Guru kembali membimbing tanpa beban, murid diberikan pembinaan khusus, dan lembaga pendidikan memperkuat sistem karakter.

 

“Alhamdulillah bertemu Gus Yasin. Beliau menyampaikan akan mendampingi dan beri perlindungan. Selain itu akan berkoordinasi agar hukumnya bisa berjalan supaya guru seperti kami tidak takut ketika mengajar,” ucap Zuhdi.

 

Zuhdi mengaku, sudah puluhan tahun mengajar di sekolahnya dengan gaji Rp450.000 setiap empat bulan. Sehingga merasa berat harus membayar denda. Tetapi akhirnya denda terbayar Rp 12,5 juta setelah dapat bantuan teman-temanya.