• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 3 Mei 2024

Regional

HARI SANTRI 2020

Hari Santri 2020, Dema Fakultas Tarbiyah IAIN Kudus Gelar Talkshow

Hari Santri 2020, Dema Fakultas Tarbiyah IAIN Kudus Gelar Talkshow
Talkshow Dema Tarbiyah IAIN Kudus memperingati Hari Santri (Foto: NU Online Jateng/Wicaksono)
Talkshow Dema Tarbiyah IAIN Kudus memperingati Hari Santri (Foto: NU Online Jateng/Wicaksono)

Kudus, NU Online Jateng

Pengurus Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Tarbiyah IAIN Kudus menggelar Talkshow untuk memperingati Hari Santri 2020 di Kedai D’ganjoel Kudus, Kamis (22/10).

 

Diskusi ala santri itu berlangsung santai sembari tetap mematuhi protokol kesahatan. Kegiatan yang mengangkat tema 'Santri Mahasiswa Milenial' tersebut merupakan rangkaian Fesbukan (Festival Budaya Pendidikan) di fakultas tersebut.

 

Ketua Dema Fakultas Tarbiyah Rovik Hidayat mengatakan, rangkaian kegiatan pada tahun ini terdiri dari berbagai lomba yang dilangsungkan secara daring. “Fesbukan 2020 dilaksanakan tidak seperti biasanya karena pandemi, tetapi hal itu tidak menghalangi kreativitas para mahasiswa Fakultas Tarbiyah untuk berpartisipasi,” ujar Rovik.

 

Terlebih lagi lanjutnya, kegiatan ini dibersamakan dengan Peringatan Hari Santri 2020 yang menurut Rovik, merupakan sebuah momentum yang tepat bagi para mahasiswa untuk merefleksi kembali perjuangan dan kontribusi santri bagi kedaulatan bangsa dan kemajuan negara.

 

Gus Chasan Albab dalam dalam talkshow mengatakan, pada dasarnya mahasiswa dan santri itu harus selalu mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an. “Jadilah generasi Qur’ani yang selalu mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan. Hal ini penting di zaman milenial seperti sekarang ini,” pesannya.

 

Menurut Dosen IAIN Kudus tersebut, seorang mahasiswa itu statusnya sama dengan santri, yaitu mempunyai tugas untuk menimba ilmu. “Maka jadilah mahasiswa ataupun santri yang berprestasi, baik prestasi akademik maupun non-akademik,” katanya..

 

Ia menambahkan pesan agar para mahasiswa dan santri itu selalu memandang segala sesuatu itu sebagai bentuk khidmah, yaitu  melakukan sesuatu dengan rasa cinta dan senang tanpa ada paksaan.

 

Demisioneritas Ketua PMII Universitas Wahid Hasyim Semarang Zakaria mengingatkan tentang pentingnya bagi para anak muda agar mempunyai prinsip. Karena tanpa adanya prinsip maka akan mengakibatkan seseorang itu mudah terombang-ambing.

 

“Pentingnya  bagi para pemuda seperti kita ini untuk berprinsip dan mempunyai integritas, karena tanpa adanya itu maka kita sama halnya dengan daun kering yang mengapung di aliran sungai,” katanya.

 

Ia berpesan bagi para mahasiswa yang belum pernah nyantri tidak minder. Menurutnya, selagi masih mengikuti para Salafush Shalihin, ulama, dan Rasulullah SAW, maka kita bisa dianggap sebagai seorang santri. Hal ini ia kutip dari dhawuh Gus Mus Leteh Rembang.

 

“Kita juga sebagai kader muda NU harus aktif di lembaga-lembaga maupun organisasi-organisasi milik NU, seperti halnya PMII, IPNU-IPPNU, Matan, JQH, Ansor-Banser, Fatayat, dan lain-lain. Sebagai upaya kita tabarukan agar kelak diakui sebagai santri dari Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari,” pungkas Zakaria.

 

Kontributor: ZA Wicaksono

Editor: Hasan Fauzy


Regional Terbaru