• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 17 Mei 2024

Dinamika

Ansor Kota Semarang Edukasi Masyarakat Saat PSBB Jawa-Bali

Ansor Kota Semarang Edukasi Masyarakat Saat PSBB Jawa-Bali
Ansor Kota Semarang bagikan masker kepada masyarakat. (Foto: NU Online Jateng/M Hadyan)
Ansor Kota Semarang bagikan masker kepada masyarakat. (Foto: NU Online Jateng/M Hadyan)

Semarang, NU Online Jateng
Kota Semarang menjadi yang tertinggi di Jawa Tengah untuk jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Provinsi Jawa tengah per Sabtu (16/01), jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Semarang sebanyak 12.115 jiwa dengan rincian dirawat (dirawat, dirujuk, isolasi mandiri) 1.041 jiwa, sembuh 9.876 jiwa dan meninggal dunia 1.198 jiwa. Angka itu jauh di atas Kota Magelang yang menempati urutan kedua dengan jumlah 5.351 pasien terkonfirmasi positif.

 

Prihatin atas hal tersebut, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang terus menggencarkan Tim Relawan Jihad Kemanusiaan Ansor. "Kami sebagai warga negara Indonesia, khususnya warga Kota Semarang, sangat prihatin dengan kondisi penyebaran virus Corona di Kota Semarang ini," kata Ketua GP Ansor Kota Semarang, Rahul Syaiful Bahri kepada NU Online Jateng, Ahad (17/1).

 

Kami masih akan terus bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang dan seluruh Instansi terkait untuk bersama-sama, bahu membahu, melakukan segala apa yang bisa kita lakukan agar penyebaran virus ini bisa dicegah," tambahnya.

 

Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Rahul ini melanjutkan, Tim Relawan Jihad Kemanusiaan Ansor masih melakukan kegiatan penyemprotan desinfektan, membagikan sprayer (alat semprot) desinfektan, masker, vitamin dan lain sebagainya.

 

"Semua wilayah kita jangkau. Kita memiliki 16 Pimpinan Anak Cabang (PAC) atau di semua Kecamatan. Semua kita bekali dengan peralatan kesehatan, hand sanitizer, masker dan paket obat-obatan," tegasnya.

 

Alumnus Pesantren Al-Muayyad Solo ini melanjutkan, hal tersebut dilakukan sebagai contoh dan usaha mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan, bukan memanjakan dengan fasilitas dan pelayanan.

 

"Intinya melakukan dan mengajak, sehingga masyarakat menjadi lebih aware (peduli, -red), dan masing-masing akan lebih tertib dalam menjaga dan menjalankan protokol kesehatan," jelas aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) yang pernah nyantri di Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak ini.

 

Ia pun menegaskan, jihad tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) atau yang disebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa dan Bali yang berlaku sejak 11 hingga 25 Januari 2021 nanti.  

 

Menegaskan misi tersebut, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kecamatan Tembalang M Ulin Nuha pun menggenjot pasukan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) wilayahnya untuk menjangkau lokasi-lokasi yang tak tersentuh operasi Yustisi, namun diduga berpotensi menjadi tempat penyebaran virus Corona seperti kawasan pertokoan dan yang ada di Pleburan, Semarang Tengah, Kota Semarang. 

 

"Kami membagikan ratusan hand sanitizer ukuran 100 mililiter kepada masyarakat yang sedang beraktivitas dan melintas di jalan. Sedangkan yang ukuran besar, 500 mili kita bagikan ke warung, toko, tempat fotokopi dan lain-lain. Sambil kita ajak untuk menerapkan 3 M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer dan tetap menjaga jarak satu sama lain," kiai muda pengasuh Pesantren Kyai Galang Sewu Kecamatan Tembalang ini.

 

Gus Ulin, sapaan akrabnya, meski sebaran virus cukup tinggi, namun masih banyak masyarakat yang belum menerapkan protokol kesehatan. "Hasil pemantauan kita di lapangan, banyak yang belum memakai masker dan belum menyediakan sarana cuci tangan. Kami edukasi tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan, dan bagaimana risiko kemungkinan terpapar virus jika tidak menggunakan masker. Untuk yang belum menyediakan tempat cuci tangan kami berikan hand sanitizer pencet ukuran besar," ujarnya.

 

Lebih lanjut kiai muda yang mengasuh santri dari kalangan mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) dan Politeknik Negeri Semarang (Polines) ini menegaskan bahwa aksi tersebut akan terus dilakukan sampai sebaran virus menurun drastis.

 

"Kita sudah sangat menderita dengan berbagai dampak akibat pandemi ini. Semoga Allah meridlai ikhtiar kita dalam menghentikan penyebaran virus Corona ini. Semoga pandemi ini segera berakhir," doanya.

 

 

Kontributor: M. Hadyan
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat


Dinamika Terbaru